REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI-- Sumber air panas (grao) di Kabupaten Kerinci dan sekitarnya sangat potensial untuk dikembangkan menjadi pusat pembangkit listrik dengan produksi 55-100 megawatt.
"Komplek grao di Kerinci terbilang sangat besar. Diperkirakan bisa menghasilkan listrik hingga 100 megawatt (MW), angka itu melebihi kebutuhan listrik masyarakat Kerinci dan sekitarnya," kata Kepala Bagian (Kabag) Humas dan Protokoler, Amri Swarta, ketika dihubungi, Rabu.
Dari empat sumber air panas terbesar di Desa Semurup Kecamatan Air Hangat, tersimpan potensi yang diperkirakan antara 30-100 MW. Energi itu belum termasuk dari beberapa sumber air panas di beberapa desa lainnya, seperti Desa Sungai Abu dan Desa Sungai Medang.
Empat sumber air panas besar yang terdapat dalam komplek Semurup tersebut di antaranya Tenung, Gedang, Unjak Gilo dan Ludak. Sumber air panas Tenung, Gedang dan Unjak Gilo merupakan mata air terpanas. Sementara Ludak Gilo berupa semburan lumpur lava panas dari perut bumi seperti yang terjadi di Lapindo Sidoarjo, Jatim, sehingga seperti hamparan rawa yang berlumpur panas, kata Amri.
Sumber air panas tersebut umumnya memiliki data teknis yang sama, yakni luas areal antara 7-30 M2, temperatur antara 890-950 derajat Celcius, panas permukaan antara 660-1.000 derajat Celcius, fumarol (Lumpur panas) 1.010 derajat Celcius. Temperatur reservoar antara 2.100-2.500 derajat celcius.
Panas yang dilepaskan mencapai 28 MW, sementara potensi lapangan yang dimilikinya dengan cadangan terduga 208 MW dan estimasi energi listriknya berkisar antara 55-100 MW. "Sebuah potensi yang amat besar, yang menunggu ketertarikan investor untuk menggarapnya," ujarnya.