Ahad 23 Jan 2011 16:46 WIB

Peternak Korban Merapi Harapkan Bansos Sapi

Rep: Yoebal Ganesha/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN - Para peternak sapi perah korban erupsi Merapi berharap pemerintah dapat mengembangkan program khusus untuk mereka -- diantaranya berupa bantuan sosial pengadaan sapi. Sokimun, salah seorang peternak sapi dari Boyong, Hargobinangun, Pakem, mengatakan setelah erupsi Merapi, sekurangnya peternak sapi di Pakem bisa menghasilkan 6.000 liter susu per hari.

"Tapi kini paling banyak hanya 900 liter per hari," kata Sukimun, Minggu (23/1), dalam dialog di Unit Peternah Perah Ngipiksari, Hargobinanganun.

Dialog ini dilakukan bersama Menkokesra Agung Laksono, Menteri Pertahian Suswono, dan Ketua BNPB Syamsul Maarif. Pertemuan ini juga dihadiri Bupati Sleman Sri Purnomo. Sukimun mengatakan bantuan sosial ini sangat dibutuhkan karena mereka saat terpukul dengan erupsi Merapi, sehingga dengan keterbatasan produksi di atas, mereka tak mungkin dapat mengembangkan usahanya. "Kalau disuruh membeli sapi dengan kredit, jelas kami tak belum siap," kata Sukimun.

Sarijan, peternak sapi perah dari Ngepiksari, Hargobinangun, mengatakan ia mempunyai 50 ekor sapi, sebagian besar dibelinya dibelinya dengan berutang. Saat itu, kata dia, sulit sekali baginya untuk memaksimalkan produksi sapinya, karena keterbatasan air.

"Sumber-sumber air yang ada belum dapat berfungsi setelah rusak akibat erupsi Merapi," kata dia, "sehingga kami berharap pemerintah juga bisa membantu memperbaiki sumber-sumber air tersebut," katanya.

Ia juga berharap para menteri ini bisa memikirkan untuk membantu pendanaan pembangunan kandang sapi bersama untuk warga lereng Merapi, terutama untuk peternak yang seluruh aset rumah dan kandangnya hancur akibat erupsi Merapi. Para menteri ini datang ke Sleman dalam rangka penyerahaan sapi bantuan sosial sejumlah 44 ekor untuk tiga koperasi sapi perah di Pakem dan Cangkringan yang terkena dampak erupsi Merapi.

Ke-44 sapi yang diserahkan tersebut dulunya juga adalah sapi milik masyakarat korban Merapi yang lalu diberi pemerintah. Menanggapi semua permintaan itu, Menteri Pertanian Suswono berkata bahwa tentunya pemerintah selalu berniat membantu warga.

Ke depan, katanya, pemerintah akan membantu untuk mengembangkan kandang-kandang kelompok untuk warga lereng Merapi. "Lebih baik ke depan sapinya dipelihar di kandang bersama, bukan di rumah-rumah lagi, sehingga bila terjadi lagi erupsi Merapi nanti akan mudah mengevakuasi sapi-sapi tersebut," katanya.

Berkaitan dengan permintaan bantuan sosial di atas, Suswono sendiri tak berjanji apa-apa. Ia hanya mengatakan saat ini banyak sekali program-program kredit dari pemerintah yang dapat dimanfaat para peternak. Disebutkannya, ada program kredit pembelian sapi dengan bunga 5 persen, ada juga kredit ketahanan pangan uang bisa dipakai untuk membeli sapi dengan bunga 6 persen.

Selain itu, lanjutnya, ada kredit usaha rakyat. Masyarakat dapat meminjam sampai Rp 20 juta tanpa agunan, namun bunganya cukup tinggi sampai 22 persen. Dengan kredit usaha rakyat ini, kata Suswono, peternak juga bisa meminjam sampai Rp 100 juta, tapi dengan agunan mencapai 20 persen dari nilai pinjamannya. Bunganya relatif kecil hanya 14 persen.

Seorang peternak yang meminta tolong disebut namanya mengatakan tanpa adanya program khusus dari pemerintah maka dibutuhkan waktu yang sangat lama bagi peternak sapi perah di Sleman untuk bangkit kembali. "Tak mungkin pemerintah hanya mengganti sapi mati dengan sapi baru lalu kami bisa langung kembali secara normal memelihara sapi, walaupun nantinya kami sudah tinggal di shelter," katanya.

Ia mengatakan bantuan sosial itu bisa dalam bentuk pengadaan sapi dengan bebit unggul, berikut dengan pengadaan pangannya dan peralatan perah dan kandang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement