REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG - Kerugian akibat erupsi Gunung Merapi 2010 di wilayah Jawa Tengah dan daerah Istimewa Yogyakarta mencapai Rp7,1 triliun, kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Syamsul Maarif.
"Kerugian itu bukan hanya pada kerusakan bangunan saja, tetapi termasuk bidang sosial ekonomi, misalnya tingkat kunjungan hotel merosot dan penerbangan di Bandara Adisucipto juga merosot," katanya di Magelang, Jawa Tengah, Ahad.
Ia mengatakan hal tersebut usai meninjau lokasi korban banjir lahar dingin di Dusun Gempol, Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah bersama Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Pertanian Suswono, dan Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri.
Syamsul mengatakan, penghitungan kerugian saat ini baru pada dampak erupsi Merapi, sedangkan dampak banjir lahar dingin Merapi belum bisa dihitung.
"Penghitungan kerugian dari berbagai aspek, bukan hanya berapa hektare yang akan diganti. Ini justru akan menyesatkan masyarakat. Setelah kami hitung kerugian erupsi Merapi Rp7,1 triliun. Sedangkan untuk kerugian dampak lahar dingin belum dihitung karena masih masa tanggap darurat," katanya.
Ia mengatakan, pemerintah terus mencoba menyelamatkan masyarakat dulu. "Jangan dikacaukan mereka akan mendapat bantuan berapa. Namun, kami juga berterima kasih dengan pemberitaan itu karena mereka menjadi tahu akan mendapat bantuan," katanya.