Rabu 26 Jan 2011 07:30 WIB

Pembakaran KPU Mamuju Diduga Ada Dalangnya

REPUBLIKA.CO.ID,MAMUJU--LSM Yayasan Lantera Sulawesi Barat menduga ada dalang pembakaran Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Mamuju yang hingga saat ini publik belum mengetahui hasil pemeriksaan yang dilakukan kepolisan setempat. Kantor KPU yang terbakar awal Maret 2010 atau jelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) Mamuju yang lalu masih tanda tanya besar oleh publik.

Makanya, kami curiga ada otak yang bertindak sebagai dalang yang terlibat untuk mendesain agar KPU itu dibakar sekelompok oknum yang memeiliki kepentingan pada pilkada di Mamuju," kata Ketua Bidang Advokasi Yayasan Lantera, Andi Arman, SE di Mamuju, Rabu.

Menurutnya, aparat kepolisian setempat yang melakukan pemeriksaan terhadap beberapa saksi-saksi juga tidak memiliki kemajuan apa-apa sehingga ditengarai ada permainan tingkat tinggi untuk menutupi kasus terbakarnya kantor sekretariat pusat penyelenggaraan pesta demokrasi tingkat lokal di Mamuju.

"Hampir setahun pasca terbakarnya KPU Mamuju. Namun, masyaraat kecewa karena tidak ada hasil kongkrit untuk mengungkap peristiwa penghangusan data-data yang ada di KPU tersebut," jelasnya. Karena itu, kata Arman, jajaran kepolisian diminta untuk menggali kembali atas kasus terjadinya kebakaran KPU sehingga publik mengetahui secara pasti atas insiden yang menggegerkan masyarakat saat jelang dilaksanakannya pemilihan bupati Mamuju periode 2010-2015.

"Polisi harus menunjukkan kinerja yang profesional jangan sampai 'dibeli' oleh oknum-oknum yang menjadi otak pembakaran KPU," tegasnya. Ia menduga, kebakaran yang terjadi di KPU Mamuju, dianggap bukan sebuah kecelakaan murni tetapi justeru ada oknum yang sengaja melakukan pemutihan data-data jelang bergulirnya pilkada Mamuju yang digelar Agustus 2010.

Pasca kebakaran KPU, kata dia, aparat kepolisian sempat meyakini jika terbakarnya KPU Mamuju bukan akibat arus pendek listrik. Namun, kejelasan atas kasus ini tidak menuai hasil apa-apa atau justeru terkesan didiamkan begitu saja. "Aparat hukum harus bisa menjelaskan kepada publik atas peristiwa ini karena khawatir kejadian itu ada sabotase yang dilakukan oleh oknum tertentu," kuncinya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement