REPUBLIKA.CO.ID,BANDA ACEH--Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Banda Aceh menyatakan tidak ada tenaga kerja asal Provinsi Aceh yang bekerja di Libia, yang kini sedang bergejolak. "Sampai saat ini tidak ada laporan ada TKI asal Aceh bekerja di negara di Timur Tengah itu," kata Kepala BP3TKI Banda Aceh Mukhtar di Banda Aceh, Jumat.
Dari data BP3TKI, kata dia, hanya ada dua warga Aceh yang bekerja di Timur Tengah. Keduanya bekerja di Qatar yang tidak mengalami pergolakan politik. Kendati begitu, pihaknya akan terus memantau situasi jika ada TKI asal Aceh yang dievakuasi dari Libya. Apabila ada laporan, maka BP3TKI Banda Aceh langsung berkoordinasi dengan BP3TKI pusat guna menentukan langkah selanjutnya.
Ia mengatakan, tidak banyaknya TKI asal Aceh yang bekerja di Timur Tengah karena negara-negara di Jazirah Arab tersebut lebih membutuhkan pekerja rumah tangga. "Pemerintah Aceh melarang pengirim TKI yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga, makanya tidak banyak pekerja asal Aceh dikirim ke Timur Tengah," katanya.
Ia mengatakan, pengiriman TKI asal Aceh melalui BP3TKI lebih banyak ke Malaysia. Mereka ditempatkan di perusahaan perakitan elektronik, konstruksi maupun perkebunan. Menurut dia, minat perusahaan mempekerjakan TKI asal Aceh cukup tinggi. Apalagi mereka dianggap cekatan dan jarang yang bermasalah dengan hukum di negara itu. "Pada tahun ini saja kami sudah mengirim sekitar 100 pekerja ke Malaysia. Dalam dua bulan ke depan, akan dikirim 100 pekerja lagi ke negara jiran tersebut," ungkap Mukhtar.