REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH-- Sebanyak 110 murid SD Rantau Panyang, Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, sangat membutuhkan bantuan peralatan sekolah, sehingga mereka bisa melakukan kegiatan belajar dengan normal, setelah daerah tersebut dihantam banjir bandang Kamis (10/3).
Salah seorang guru, Zainal saat ditemui di Rantau Panyang sekitar 170 km dari Banda Aceh, Minggu, menyatakan, kegiatan belajar mengajar sudah dimulai, tapi masih seadanya, sehingga belum maksimal. "Kegiatan belajar mengajar sudah kita mulai, tapi hanya sekedar, mengingat banyak peralatan sekolah yang tidak ada, akibat diterpa banjir beberapa hari lalu," kata Zainal .
Desa Rantau Panyang merupakan satu dari 12 desa di Kecamatan Tangse yang cukup parah terkena musibah banjir, sehingga sempat terisolasi beberapa hari, karena jalan utama menuju daerah itu tertutup material batu dan tanah, serta kayu gelondongan.
Halaman dan lokal SD tersebut juga tertimbun lumpur bercampur batu. Namun, sekolah itu sudah dibersihkan oleh anggota TNI, relawan, dan masyarakat, sehingga kini sudah bisa digunakan untuk belajar. Zainal menyatakan, peralatan sekolah yang sangat dibutuhkan adalah seragam, tas, sepatu, dan alat tulis, khusus untuk para murid.
"Para murid kini sudah tidak memiliki peralatan sekolah lagi, karena terkena banjir. Dan untuk sekolah mungkin perlu buku bacaan dan papan tulis, dan sebagian meja kursi," katanya. Ia berharap pemerintah dan masyarakat untuk segera membantu peralatan sekolah, sehingga anak-anak bisa tetap belajar secara normal.
Musibah yang melanda 12 desa di Kecamatan Tangse itu mengakibatkan 12 warga meninggal, dan sekitar 600 rumah penduduk rusak berat dan ringan. Kemudian mengakibatkan infrastruktur lainnya seperti jembatan, jalan dan fasilitas kesehatan juga mengalami rusak berat.