REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Buah kiwi telah lama dipercaya dapat membantu pencernaan lambung bisa menggantikan vitamin dan suplemen makanan dengan mengkonsumsi buah itu secara langsung.
"Cukup dua butir buah kiwi sehari cukup menjaga kebugaran yang lebih lama, dan bisa menggantikan konsumsi suplemen makanan," kata Spesialis Gizi Klinik dari Fakultas Kedokteran UI Dr Fiastuti Witjaksono di Bandung, Ahad (17/6).
Menurut Fiastuti, buah kiwi memiliki kandungan vitamin C yang cukup besar dan dua kali lipat dari kandungan yang dimiliki buah jeruk dalam berat yang sama dalam hal ini 100 gram.
Selain itu, vitamin C-nya bisa bertahan lebih lama dan sifatnya mengenyangkan. Selain itu buah itu juga tidak mengakibatkan peningkatan asam lambung yang berlebihan sehingga aman untuk penderita penyakit maag.
"Selain kandungan serat atau fibvernya yang tinggi, kiwi juga mengandung enzime unik yang terdapat di kiwi hijau yakni actinidin yang fungsinya mencerna protein sehingga lebih mudah diserap oleh tubuh," katanya.
Buah itu juga mengandun serat, probiotik dan enzim pencerna yang cukup tinggi, sehingga bisa berperan dalam menyehatkan saluran cerna yang sarat dengan bakteri dan racun sehingga memberikan kekuatan daya tahan tubuh.
Protein yang diserap dengan baik, akan memberikan manfaat sebagai zat pembangun, mengganti sel-sel yang rusak dan menjaga agar metabolisme tubuh bekerja dengan baik.
"Buah kiwi juga kaya akan asal folat yang bermanfaat bagi ibu yang ingin hamil, juga memiliki glycaemic indeks yang rendah sehingga aman bagi penderita diabetes," katanya.
Namun ahli gizi tersebut menyebutkan, buah kiwi saat ini masih diproduksi di luar negeri, namun demikian sudah banyak didapat di pasaran. Ia berharap buah kiwi bisa dikembangkan di tanah air, meski demikian cukup sulit karena buah yang saat ini sudah ada varian hijau dan emas itu merupakan tanaman kawasan sub tropis.
Sementara itu Market Development Manager Zespri's Indonesia, Yuyuh Sukmana menyebutkan saat ini buah itu masih harus diimpor yakni dari Selandia Baru dan China. Meski demikian ketersediaan di pasar sudah mulai meningkat.
"Rata-rata pasokan buah kiwi Selandia Baru contohnya saat ini mencapai 240 ton per tahun, tahun ini ditargetkan meningkat 40 persen," kata Yuyuh Sukmana. Ia mengakui buah yang sangat bermanfaat itu belum bisa dikembangkan di tanah air.