REPUBLIKA.CO.ID, Emotional eating adalah dorongan untuk makan atau rasa lapar yang timbul karena dorongan emosi. Orang yang mengalami emotional eating menjadikan makanan sebagai cara pelampiasan emosinya, seperti kemarahan, dendam, kekecewaan, ketakutan, kecemasan, atau emosi negatif lainnya.
Sebuah penelitian di Amerika menemukan bahwa 75 persen orang Amerika makan berlebihan karena mengalami depresi, kesepian, marah, kegelisahan dan frustasi. Kondisi inilah yang dikategorikan sebagai emotional eating. Jika hal ini terus terjadi tentunya tidak hanya bobot tubuh yang bertambah tetapi kesehatan pun pasti terganggu.
Kabar baiknya, Anda bisa mengambil langkah untuk kembali ke pola makan yang sehat. Berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengatasi emotional eating:
Jangan simpan makanan yang tak sehat
Hindari memiliki persediaan makanan tidak sehat di rumah. Jika Anda merasa lapar secara emosional, tunda belanja selama beberapa jam sehingga perasaan ini tidak mempengaruhi keputusan Anda saat berbelanja.
Snack sehat
Jika Anda ingin menyantap snack, pilihlah yang rendah lemak dan rendah karbohidrat, seperti buah segar, sayuran, roti gandum, dan lain-lain.
Makan makanan yang seimbang
Jika Anda tidak mendapatkan cukup kalori untuk memenuhi kebutuhan energi Anda, mungkin Anda akan lebih cenderung menyerah pada emotional eating. Tingkatkan konsumsi oatmeal atau roti gandum, sayuran dan buah-buahan, serta susu rendah lemak dan sumber protein. Ketika Anda mengisi waktu snack Anda dengan makanan tersebut, Anda akan cenderung merasa kenyang lebih lama.
Olahraga teratur dan istirahat cukup
Suasana hati Anda lebih mudah dikelola dan tubuh Anda dapat lebih efektif melawan stres jika Anda berada dalam kondisi bugar dan cukup istirahat. Biasakan untuk olahraga 3-4 kali seminggu dan tidur minimal 7 jam per hari.
Berfokuslah pada perubahan positif yang dapat Anda lakukan agar Anda terhindar dari jebakan emotional eating.