Ahad 11 Nov 2012 06:00 WIB

Benarkah Rambut Basah Sebabkan Flu?

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Fernan Rahadi
Flu. Ilustrasi
Foto: frugallawstudent.com
Flu. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON  --  Nenek-nenek di Inggris seringkali memperingatkan cucunya agar berhati-hati keluar rumah di musim dingin. "Kamu akan mati jika kamu kedinginan. Jangan sekali-kali keluar rumah saat rambutmu basah. Keringkan rambutmu segera," demikian ucapan yang seringkali terdengar.

Para ilmuwan di dunia mencoba melakukan eksperimen untuk mencari tahu kebenaran omelan nenek tersebut. Khususnya, hubungan antara rambut basah, flu, dan pilek. Seperti diketahui, flu itu disebabkan oleh virus. Lalu, apa hubungannya dengan kebiasaan mencuci rambut, dan larangan keluar rumah di musim dingin pada saat rambut sedang basah?

Studi di Jerman dan Argentina menunjukkan orang lebih banyak terkena pilek di musim dingin. Di negara-negara panas, seperti Guinea, Gambia, Malaysia, termasuk Indonesia, orang lebih banyak terkena pilek dimusim hujan. Peneliti menyimpulkan bahwa cuaca dingin karena es membeku, serta cuaca dingin karena hujan berpotensi menyebabkan flu.

Direktur Common Cold Centre yang berbasis di Cardiff, Inggris, Ron Eccles, melakukan sebuah percobaan. Ia ingin mengetahui apakah cuaca dingin dan lembab bisa meningkatkan aktivitas virus yang kemudian memicu seseorang sering bersin.

Setengah dari partisipan Eccles diminta duduk dengan kaki yang dicelupkan ke dalam air es selama 20 menit. Setengah partisipan lainnya diminta duduk dengan kaki kering yang dibungkus kaos kaki dan sepatu. Mereka diminta duduk dalam jangka waktu sama, 20 menit.

Hasilnya, tak ada perbedaan dalam gejala flu antara kedua kelompok dibeberapa hari pertama. Namun, empat hingga lima hari kemudian, banyak partisipan yang sewaktu percobaan kakinya direndam di dalam air es mengalami pilek.

"Penelitian ini membuktikan bahwa kondisi kaki yang dingin atau rambut yang basah berpotensi menyebabkan seseorang terkena flu dan pilek," kata Eccles, dikutip dari BBC, Ahad (11/11). Logikanya, ketika tubuh seseorang merasakan gejala dingin, maka pembuluh darah di hidung dan di tenggorokan akan menyempit.

Penyempitan itu menyebabkan infeksi sel darah putih meningkat. Jika sel darah putih yang mengalami infeksi tersebut sampai ke organ hidung dan tenggorokan, maka pertahanan tubuh terhadap virus akan melemah, dan seseorang akan dengan mudah terkena flu dan pilek dalam waktu singkat.

Jika rambut seseorang kering, maka suhu tubuh akan menjadi hangat. Pembuluh darah membesar dan sel-sel darah putih tetap normal. Sel darah putih yang normal akan terus melindungi tubuh dari virus flu. Eccles mengakui penelitiannya ini masih kontroversial. Namun, setidaknya bisa memberikan sedikit keterangan untuk dunia medis.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement