Kamis 28 Nov 2013 21:12 WIB

Neuropati Sering Tak Disadari Sebagai Penyakit

Neuropati (ilustrasi)
Foto: neuropathy911.com
Neuropati (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Neuropati atau kerusakan saraf tepi sering tidak disadari sebagai penyakit, melainkan dirasakan seperti kondisi umum akibat komplikasi penyakit lain, kata Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia Cabang Yogyakarta Samekto Wibowo.

"Padahal jika dibiarkan, kondisi neuropati dapat mengganggu mobilitas penderitanya," kata Samekto pada sosialisasi penyakit neuropati bertajuk 'Konsumsi Vitamin Neurotropik Sejak Dini Cegah Neuropati', di Yogyakarta, Kamis (28/11).

Pada sosialisasi yang diselenggarakan Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) bekerja sama dengan PT Merck Tbk, ia mengatakan pada neuropati karena usia, apabila tidak diterapi dengan benar dapat menjadi berat sehingga berpotensi menimbulkan komplikasi lain.

"Pada penderita diabetes mellitus atau kencing manis, risiko terjadinya neuropati bertambah besar sejalan dengan bertambahnya usia dan lama penyakit diabetes yang diderita," katanya.

Ketua Umum Perdossi Pusat Mohammad Hasan Machfoed mengatakan neuropati merupakan kondisi kerusakan saraf yang dialami oleh sekitar 26 persen atau satu dari empat orang usia 40 tahun ke atas dan satu dari dua penderita diabetes.

"Hal itu disebabkan semakin bertambahnya usia, fungsi saraf akan semakin menurun. Selain faktor usia, neuropati juga disebabkan oleh diabetes, proses pengobatan, trauma, infeksi, konsumsi alkohol, gangguan nutrisi, imunitas, dan akibat gangguan metabolik lain," katanya.

Menurut dia, neuropati ditandai oleh gejala seperti rasa nyeri, kesemutan, baal atau kebas, mati rasa, kaku otot, keram, hipersensitif, gangguan kontrol kandung kemih, kelemahan dan penyusutan otot. Neuropati dapat diderita siapapun.

"Risiko semakin besar pada mereka yang berusia di atas 40 tahun, menderita diabetes atau berisiko menderita diabetes, ada riwayat neuropati pada keluarga, menderita penyakit pembuluh darah (jantung dan hipertensi), perokok berat, mengkonsumsi alkohol atau obat-obatan yang menyebabkan neuropati," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement