Ahad 23 Mar 2014 22:08 WIB

Pengamat: Penularan HIV/AIDS Semakin Beragam

Seorang perawat tengah memberikan cairan Anti Retroviral Virus (ARV) sebagai obat memperlambat perkembangan virus kepada anak dengan HIV/AIDS.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Seorang perawat tengah memberikan cairan Anti Retroviral Virus (ARV) sebagai obat memperlambat perkembangan virus kepada anak dengan HIV/AIDS.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pengamat Kesehatan dari Lembaga Kasih Indonesia, Basuki Setiawan, menilai kasus penularan HIV/AIDS di tengah masyarakat semakin beragam.

"Sebelum tahun 2008, jumlah penderita HIV/AIDS lebih didominasi oleh para pengguna narkoba jarum suntik, tetapi belakangan ini kembali ke era 90-an, yaitu penularan melalui perilaku seks berisiko," katanya di Bekasi, Minggu.

Menurutnya, kasus tersebut salah satunya terjadi di Kota Bekasi, Jawa Barat, di mana 33 ibu rumah tangga menjadi korban penularan AIDS dari perilaku seks berisiko.

Data melalui Dinas Kesehatan setempat menyebutkan 2004 hingga 2014 ini tercatat ada 2.767 kasus HIV, dan 902 kasus di antaranya sudah positif terjangkit AIDS.

Sebanyak 33 pasien di antaranya adalah ibu rumah tangga yang ditularkan suami yang gemar seks beresiko ketika berada di luar pengawasan istri.

Menurutnya, penularan tersebut juga mengancam janin pasien bila yang bersangkutan tengah hamil.

Janin yang tengah dikandung bisa tertular virus mematikan itu melalui aliran darah atau pemberian air susu ibu (ASI).

"Akan tetapi, dengan banyaknya temuan kasus tersebut bukan berarti mengungkap kebobrokan masyarakat, tetapi justru menunjukkan kesadaran masyarakat yang mau melaporkan untuk diperiksa.

"Dengan begitu, kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kesehatan cukup meningkat. Sekarang bagaimana kita bersama-sama melakukan penanggulangan itu," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement