REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Saat ini ada sekitar 10 ribu antibiotika yang diproduksi oleh mikroorganisme. Dua pertiganya diproduksi oleh Actinomycetes yang mampu memproduksi berbagai macam senyawa bioaktif.
Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Lukman Hakim, mengatakan semua senyawa bioaktif tersebut bermanfaat untuk bahan baku obat. Mikroorganisme tersebut merupakan bagian dari sumber daya alam hayati atau bioresources yang masih sangat minim diketahui manusia.
"Diperkirakan dari lima sampai 30 juta jenis bioresources dunia, baru sekitar 1,78 juta jenis flora, fauna, dan mikroba yang telah teridentifikasi," kata Lukman dalam pernyataannya kepada wartawan, Senin (22/9).
Padahal manfaat sumber daya alam hayati sangat besar bagi kemajuan peradaban manusia. Bahkan menjadi modal dasar bagi berkembangnya beragam budaya dan suku bangsa di Indonesia.
Lukman menyayangkan keanekaragaman hayati Indonesia yang melimpah sampai saat ini belum difasilitasi dalam Natural History Museum seperti negara-negara lain yang telah meratifikasi Convention Biodiversity. Sejatinya, museum tersebut dapat mendukung peningkatan potensi bioresources untuk kemakmuran dan daya saing bangsa.
“Bioresources memiliki potensi besar di bidang energi, industri farmasi, pangan, lingkungan, dan material produk,” ungkapnya.
Dia mencontohkan dalam bidang energi terbarukan, Indonesia memiliki keunggulan komparatif untuk produksi bioetanol. Indonesia juga kaya akan senyawa murni dari berbagai organisme.