REPUBLIKA.CO.ID, Gangguan kesuburan merupakan salah satu masalah yang kerap dihadapi pasangan suami istri untuk mendapatkan keturunan.
Menurut ahli kesehatan, program bayi tabung bisa menjadi pilihan mengatasi masalah itu. "Program bayi tabung merupakan salah satu cara untuk mendapatkan kehamilan pada pasangan infertilitas (gangguan kesuburan) dengan cara mempertemukan sperma dan sel telur di luar tubuh manusia," ujar Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG (K) dalam seminar media di Jakarta, Selasa (16/12).
Kemudian, lanjut dia, setelah terjadi pembuahan, sejumlah dua sampai tiga embrio akan ditanam kembali ke rahim si calon ibu. Inilah, kata dr. Budi, yang membedakannya dengan konsep inseminasi yang merupakan proses pertemuan antara sperma dan sel telur tetap terjadi di dalam tubuh manusia.
Dia mengatakan, keberhasilan program bayi tabung ialah sekitar 30 persen. Ia mengungkapkan, terdapat sejumlah masalah kesuburan tertentu yang dialami pasangan sehingga diajurkan mengikuti program bayi tabung, yakni faktor sperma yang tidak dapat dikoreksi, sumbatan pada kedua saluran telur, endomeriosis (kista cokelat) derajat sedang dan berat.
Kemudian, gangguan pematangan sel telur yang tidak dapat dikoreksi, serta faktor lain yang tidak dapat dijelaskan. "Gangguan kesuburan merupakan kegagalan satu pasangan mendapatkan kehamilan setelah melakukan hubungan seksual yang benar selama satu tahun tanpa memakai alat kontrasepsi," kata dia.
"Faktor suami atau isteri atau kombinasi keduanya dapat menyebabkan gangguan kesuburan," tambah dia.
Data menunjukkan, dari sejumlah kondisi ini, masalah sumbatan saluran telur dan gangguan sperma merupakan dua kemungkinan terbesar pasangan mengalami masalah kesuburan, yakni masing-masing dengan persentase 35 persen. Sementara sisanya, seperti gangguan pematangan sel telur sekitar 15 persen dan sisanya sebesar 10 persen.
Menurut dia, bila pasangan mengalami masalah kesuburan, sebaiknya melakukan pemeriksaan. Pada istri, pemeriksaan yang dilakukan akan melihat apa ada masalah pematangan sel telur, kerusakan saluran telur, kista cokelat ataupun gangguan rahim.
Sementara pada suami, akan dilakukan analisa sperma, yakitu jumlah sperma, bentuk sperma serta gerak sperma.