REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Obat generik (OG) masih dipandang sebelah mata oleh sebagian masyarakat. Karena harga yang relatif murah, obat ini dianggap tak berkualitas.
Sebaliknya, obat paten (OP) yang harganya jauh lebih mahal dianggap memiliki kualitas yang lebih baik, dibandingkan dengan obat generik. Namun, anggapan seperti ini perlu diluruskan. Karena baik obat paten maupun obat generik sebetulnya memiliki kualitas yang tak jauh berbeda bahkan sama.
"Karena obat generik memilki kandungan maupun khasiat yang sama, " katapetugas Instalasi Farmasi RSI Sultan Agung, Kustiyadi, Ahad (14/1).
Masyarakat, lanjutnya, penting mengetahui alasan mengapa obat generik tetap memiliki kualitas yang tak kalah bagus dengan obat paten.
Menurut Kustiyadi, obat paten (OP) merupakan obat dari produsen obat, yang ditemukan berdasarkan riset industri farmasi dan telah melewati tahapan uji klinik sesuai aturan internasional.
Karena diproduksi melalui serangkaian proses yang rumit. Mulai dari pembuatan proposal dan proses penelitian, pengolahan kandungan obat dan relah mendapatkan hak paten.
Adanya rangkaian proses inilah yang membuat harga OP relatif lebih mahal. "Ini belum dihitung biaya pemasaran serta promonya," tegas Kustiyadi.
Sementara obat generik biasanya diproduksi ketika jangka waktu obat paten sudah habis masa patennya. Umumnya saat produsen obat paten melakukan proses perpanjangan hak paten, produsen obat lain dapat membeli hak paten tersebut.
Makanya biaya yang dikeluarkan tidak sebesar biaya yang dikeluarkan oleh produsen pemilik hak paten. Sehingga harga obatnya juga lebih murah dibandingkan obat paten. Meski begitu, obat generik tetap melewati proses quality control yang ketat sesuai standard kualitas yang sudah ditentukan.
Inilah alasan mengapa obat generik tetap berkualitas meski harganya jauh lebih murah. "Masyarakat jangan memandang remeh obat generik," tegas Kustiyadi.