Ahad 25 Jan 2015 05:00 WIB

Ini Alasan Obat Generik Tetap Berkualitas

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Citra Listya Rini
Obat Generik (Ilustrasi)
Foto: corbis.com
Obat Generik (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG  --  Obat generik (OG) masih dipandang sebelah mata oleh sebagian  masyarakat. Karena harga yang relatif murah, obat ini dianggap tak berkualitas.

Sebaliknya, obat paten (OP) yang harganya jauh lebih mahal dianggap memiliki kualitas yang lebih baik, dibandingkan dengan obat generik. Namun, anggapan seperti ini perlu diluruskan. Karena baik obat paten maupun obat generik sebetulnya memiliki kualitas yang tak jauh berbeda bahkan sama.

"Karena obat generik memilki kandungan maupun khasiat yang sama, " katapetugas Instalasi Farmasi RSI Sultan Agung, Kustiyadi, Ahad (14/1).

Masyarakat, lanjutnya, penting mengetahui alasan mengapa obat generik tetap memiliki kualitas yang tak kalah bagus dengan obat paten.

Menurut Kustiyadi, obat paten (OP) merupakan obat dari produsen obat,  yang ditemukan berdasarkan riset industri farmasi dan telah melewati tahapan uji klinik sesuai aturan internasional.

Karena diproduksi melalui serangkaian proses yang rumit. Mulai dari pembuatan proposal dan proses penelitian, pengolahan kandungan obat dan relah mendapatkan hak paten.

Adanya rangkaian proses inilah yang membuat harga OP relatif lebih mahal. "Ini belum dihitung biaya pemasaran serta promonya," tegas Kustiyadi.

Sementara obat generik biasanya diproduksi ketika jangka waktu obat paten sudah habis masa patennya. Umumnya saat produsen obat paten melakukan proses perpanjangan hak paten, produsen obat lain dapat membeli hak paten tersebut.

Makanya biaya yang dikeluarkan tidak sebesar biaya yang dikeluarkan oleh produsen pemilik hak paten. Sehingga harga obatnya juga  lebih murah dibandingkan obat paten. Meski begitu, obat generik tetap melewati proses quality control yang ketat sesuai standard kualitas yang sudah ditentukan.

Inilah alasan mengapa obat generik tetap berkualitas meski harganya jauh lebih murah. "Masyarakat jangan  memandang remeh obat generik," tegas Kustiyadi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement