REPUBLIKA.CO.ID, Komitmen kepada pencegahan dan deteksi dini sangat dibutuhkan dalam merawat dan mengatasi angka penyakit kanker. Upaya deteksi dini serta vaksinasi bisa membantu menghentikan kanker yang berhubungan dengan infeksi, misalnya tumor serviks dan hati.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Tjandra Yoga Aditama, Rabu (4/2), mengatakan capaian deteksi dini kanker rahim dan payudara di seluruh provinsi di Indonesia tahun 2007-2013 menurut data Subdit Kanker Kemenkes 20 januari 2014, telah dilakukan sebanyak 36,7 juta perempuan usia 30 sampai 50 tahun. Target deteksi dini ini sebenarnya belum tercapai karena untuk deteksi dini saja baru dilakukan oleh 644.951 perempuan atau 1,75 persen populasi. ''Sementara targetnya 80 perempuan perempuan,'' katanya.
Menurut studi yang dilakukan oleh international cancer collaboratories, lebih dari 30 persen kasus kanker yang terjadi saat ini dapat dicegah dengan memodifikasi atau menghindari faktor-faktor risikonya.
Faktor-faktor risiko tersebut adalah, konsumsi rokok, obesitas, kurangnya konsumsi sayuran dan buah-buahan, kurangnya aktivitas fisik seperti olahraga, konsumsi alkohol, hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi HPV (Human Pappiloma Virus), hingga polusi udara serta asap akibat pemakaian bahan bakar padat di rumah tangga
Selain menghindari faktor-faktor risiko tersebut di atas, langkah pencegahan lain yang bisa dilakukan adalah vaksinasi terhadap virus HPV dan hepatitis B, mengurangi pemaparan terhadap sinar matahari dan yang tidak kalah pentingnya adalah melakukan deteksi dini terhadap kanker.