REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berpuasa sangat dianjurkan bagi setiap Muslim yang sehat. Namun, ada pula dari mereka yang sedang tidak sehat memaksakan tubuh ingin berpuasa, bahkan adapula yang baru sembuh sakit juga ingin melakukan ibadah di bulan Ramadhan ini.
Lalu bagaimana seharusnya seorang Muslim yang baru saja sembuh melakukan puasa? Menurut pakar gizi Rita Ramayulis, DCN, M.Kes Muslim yang baru saja atau memilki riwayat sakit sangat membutuhkan penanganan khusus. Sehingga sangat penting untuk mengetahui segala asupan yang dianjurkan.
"Potensi sakit dapat datang jika seseorang yang mengalami sakit itu tidak mengatur pola makan. Ketika berbuka orang kadang lupa jenis makanan yang harus dikontrol apalagi saat acara buka bersama keluarga atau teman," ujarnya kepada Republikabelum lama ini di Jakarta.
Rita menyarankan, lebih baik bagi mereka yang baru saja sembuh supaya menghindari protein hewani karena mengandung asam lemak rantai panjang saat berbuka. Jika terpaksa dikonsumsi maka dampak yang muncul yaitu sulitnya kandungan tersebut dicerna tubuh. Selain itu perlu dihindari camilan dari beras ketan karena serat larut airnya rendah.
Lebih rinci, ditambahkan oleh underwriting doctor sequis Sandy Hantono yang meyakini bahwa kondisi sakit terjadi karena ketidakseimbangan faktor tubuh gen pembawa penyakit dan lingkungan.
"Puasa bisa membuat beban metabolisme menurun jadi seharusnya tidak membuat orang sakit asalkan konsumsinya benar," tuturnya.
Menurutnya bila mampu menyiasati makanan seimbang maka tubuh telah dapat asupan seimbang. Ia menambahkan jika setelah konsumsi makanan yang tepat masih mengeluh sakit maka ada faktor lain yang mengganggu kesehatan seperti lingkungan dan infeksi.
Belum lama ini dikabarkan perusahaaan asuransi Sequis mengadakan acara buka puasa bersama sekaligus diskusi dengan tema "kiat berpuasa pasca sakit". Dalam acara tersebut turut hadir pakar gizi Rita Ramayulis, DCN, M.Kes dan underwriting doctor sequis Sandy Hantono.