REPUBLIKA.CO.ID, Kulit adalah organ terpenting di tubuh. Kulit manusia sangat tipis, kurang dari sepersepuluh inci. Lebih parah lagi, kulit manusia itu sangat permeabel, terutama kulit di sekitar miss-v.
Apapun yang melekat secara konstan di kulit Anda akan diserap langsung ke aliran darah dan didistribusikan ke seluruh tubuh. Dr Joseph Mercola dari University of Illinois, Amerika Serikat (AS) mengatakan jangan menaruh apapun di kulit Anda jika Anda benar-benar tak harus melakukannya.
"Rata-rata wanita Amerika menggunakan 16.800-24.360 tampon atau pembalut dalam hidupnya. Menurut pendapat saya, produk-produk kesehatan wanita itu sama dengan bom waktu," kata Mercola, dilansir dari the Huffington Post, Rabu (8/7).
Mercola mengkritik betapa sedikitnya pengetahuan konsumen mengenai produk-produk kewanitaan yang mereka beli. Bahkan, produsen pembalut pun tidak diwajibkan untuk mengungkapkan bahan apa saja dan komposisi bahan yang mereka gunakan untuk memproduksi pembalut hanya karena pembalut dianggap sebagai produk kesehatan wanita.
Pembalut adalah lingkungan yang menguntungkan bagi pertumbuhan bakteri. Bakteri biasanya menumpuk di dinding vaginadan salah satu risiko penyakitnya adalah Toxic Shock Syndrome (TSS) disebabkan racun bakteri Staphylococcus aureus.
TSS adalah kondisi yang mengancam kesehatan wanita, sehingga pengetahuan akan gejalanya sangat penting. Gejala Anda terkena TSS adalah demam tinggi mendadak, muntah, diare, tekanan darah rendah, kejang, ruam pada telapak tangan atau telapak kaki, nyeri otot, kemerahan pada mata, mulut, dan tenggorokan.
Indonesia saat ini dihebohkan oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) yang merilis sembilan merek pembalut ternama yang mengandung klorin. Kesembilannya adalah Charm dengan kadar klorin paling tinggi 54,73 ppm, Nina Anion 39,2 ppm, My Lady 24,44 ppm, VClass Ultra 17,74 ppm, Kotex 8,23 ppm, Hers Protex 7,93 ppm, Laurier 7,77 ppm, Softex 7,3 ppm, dan terakhir Softness Standard Jumbo Pack 6,05 ppm.