Kamis 30 Jul 2015 06:10 WIB

Minuman Manis Berpotensi Mengajak Anda Menuju Kematian

Rep: C27/ Red: Winda Destiana Putri
cola, salah satu minuman dengan kadar gula terbanyak dibandingkan dengan minuman lain
Foto: Yahoo
cola, salah satu minuman dengan kadar gula terbanyak dibandingkan dengan minuman lain

REPUBLIKA.CO.ID MASSACHUSETTS -- Anda menyukai minuman manis? Sebaiknya Anda perlu waspada. Menurut studi baru, minuman manis menyebabkan 184 ribu jiwa meninggal di seluruh dunia.

Temuan ini merupakan revisi dari angka yang pernah dipresentasikan pada tahun 2013. Penyebab kematian minuman manis ini berada pada seputar penyakit diabetes, penyakit jantung, dan kanker. Penyakit-penyakit tersebut menurut para ilmuan bisa berkaitan langsung dengan konsumsi minuman soda, minuman buah, minuman energi, dan es teh.

"Ini harus menjadi prioritas global untuk mengurangi atau menghilangkan gula dari minuman manis," ujar Dr Dariush Mozaffarian, penulis senior studi dan dekan Friedman School of Nutrition Science and Policy di Tufts University, Massachusetts dilansir dari Yahoo, Kamis (30/7).

Minuman manis terbukti penyumbang obesitas, dan obesitas merupakan pemberi kontribusi untuk penyakit-penyakit turunan lainnya. Studi sebelumnya menemukan bahwa penyakit terkait obesitas menyebabkan lebih dari 17 juta kematian per tahun.

Studi terbaru ini, dipimpin oleh Gitanjali Singh, seorang asisten profesor di Tufts, peneliti berusaha untuk melihat kontribusi  minuman manis yang membuat kematian global terkait obesitas. Mereka menghitung bahwa ada 133.000 kematian tahunan dari diabetes tipe 2, 45.000 kematian akibat penyakit kardiovaskular, dan 6.450 kematian akibat kanker.

Para peneliti tidak bisa membuktikan sebab dan akibat langsung, misalnya, mereka tidak bisa mengatakan bahwa minuman manis adalah penyebab sebenarnya. Sebaliknya, mereka mengatakan penyebab tersebut berdasarkan pada kesimpulan tren konsumsi minuman nasional, tingkat kematian dan ketersediaan gula.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement