REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Menurunkan berat badan merupakan kebutuhan semua orang yang sudah terlanjur obesitas, terlebih bagi perempuan yang biasanya tidak menginginkan tubuhnya membesar.
Para peneliti kini menyarankan untuk memanfaatkan kombinasi ekstrak ganja dan vitamin A yang sudah mereka buktikan dapat mengatasi obesitas, menurut Asian Age, Senin (17/8).
"Hasil penelitian kami menunjukkan, untuk pertama kalinya, bahwa senyawa tertentu dalam ganja dan vitamin A dapat bekerja sama untuk mengurangi deposit lipid (lemak), kata Dr. Yann Gibert, Kepala Laboratorium Penyakit Metabolik Genetik di Deakin Universit, Melbourne.
Selain itu, menurut Gibert, pemanfaatan kombinasi ekstrak ganja dengan vitamin A ini dapat mengatasi obesitas tanpa harus melakukan operasi invasif.
Para peneliti tersebut menggunakan zebrafish dan juga sel manusia untuk menguji pengaruh dari sistem endocannabinoid (senyawa aktif ganja yang memainkan peran dalam regulasi dan pembentukan lemak) dan retinoic Acid Pathway (komponen aktif vitamin A) untuk mengurangi deposit lemak.
Dia juga menegaskan bahwa dari dari sistem endocannabinoid dan retinoat Asam Pathway dalam mengurangi timbunan lemak memiliki potensi untuk mengobati obesitas dengan cara yang lebih aman dan lebih efektif daripada jika mereka digunakan secara mandiri.
Mungkin dari kita akan mengkhawatirkan efek dari ganja tersebut, mengingat ganja termasuk ke dalam obat-obatan terlarang. Dia menegaskan bahwa cara tersebut hanya berfokus pada lemak saja, tidak berpengaruh pada otak, hal itu sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang juga menggunakan ganja.
Gibert juga menjelaskan bahwa ganja dapat mengatur nafsu makan seseorang. Penelitian mereka tersebut menghilangkan efek samping dengan menggunakan dua sistem dalam kombinasi, dan dengan dosis yang lebih rendah.
Saat ini Gibert dan rekan-rekannya sedang memasuki tahap penelitian efek samping dari kombinasi tersebut dan juga menguji efektivitas obat lebih lanjut. Obat tersebut akan siap digunakan jika sudah terbukti tidak memberikan efek samping. Dia memperkirakan penelitian tersebut akan memerlukan waktu selama lima tahun. Hasil penelitian mereka diterbitkan dalam jurnal internasional Endocrinology.