Kamis 20 Aug 2015 11:21 WIB

Dukungan Keluarga Penting untuk Atasi Gangguan Bipolar

Rep: C04/ Red: Indira Rezkisari
Bipolar disorder (ilustrasi)
Foto: Google
Bipolar disorder (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Gangguan bipolar adalah salah satu masalah kejiwaan yang membuat penderitanya mengalami perubahan suasana hati secara fluktuatif dan drastis. Suasana hati yang murung, tiba-tiba bisa berubah menjadi sangat bahagia atau sebaliknya.

Pada fase depresi, penderita gangguan bipolar biasanya akan terlihat sedih, lesu, dan tidak bergairah. Sedangkan pada fase maniak, penderita kondisi ini bisa menjadi sangat bersemangat, enerjik, dan banyak bicara sehingga libidonya meningkat.

Ketidakseimbangan ini pula yang kemudian membuat penderita bipolar seringkali menginginkan aktivitas seksual yang berlebih dan tentu saja tidak baik untuknya. Masalah pada ketidakseimbangan seksualitas ini menurut dr. Natalia Widiasih, Sp.KJ (K) MPd.Ked, juga semakin diperparah ketika penderita tidak dapat mengontrol keinginannya sehingga kerap melakukan tindakan kekerasan seksual pada pasangannya.

“Kasus ketidaksetiaan atau perselingkuhan pada penderita bipolar juga kerap muncul sebagai dampak dari peningkatan libido (dorongan gairah seksual) pada fase maniak. Hal ini dapat terjadi pada GB tipe 1 maupun GB tipe 2," katanya.

Selain itu pada gangguan bipolar lainnya, menurut dr. Ashwin Kandouw, SpKJ, ada juga penderita yang mengalami fase maniak dan depresi secara bersamaan. Misalnya, ketika penderita merasa sangat berenerjik, di saat bersamaan dirinya juga merasa sangat sedih dan putus asa. Gejala yang jarang terjadi ini dinamakan dengan fase campuran.

Sayangnya, hingga kini para ahli belum mengetahui penyebab terjadinya gangguan bipolar. Namun mengenai gejala maniak atau depresi pada penderitanya, diduga turut dipicu oleh beberapa faktor seperti adanya kelainan pada zat pengantar sinyal di otak.

"Faktor pemicu lain yang tidak boleh dianggap enteng adalah stres. Banyak kasus gangguan bipolar yang terjadi pada penderita yang sering mengalami tekanan dalam hidupnya," ungkap Ashwin.

Selain stres, gaya hidup yang tidak baik diduga turut memiliki dampak terbentuknya gangguan bipolar dalam diri seseorang, misalnya kecanduan minuman keras dan penyalahgunaan obat-obatan. Jika terjadi perubahan pada beberapa hal tersebut, sebaiknya pasien GB segera dikonsultasikan lebih lanjut ke psikiater. Deteksi dini,  kepatuhan pada pengobatan serta dukungan dari keluarga merupakan salah satu kunci penting dalam mengatasi gangguan bipolar ini. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement