Senin 31 Aug 2015 12:56 WIB

Studi: Orang Kini Hidup Lebih Lama, Tapi dalam Kesakitan

Teknologi dan ilmu medis membuat penduduk dunia kini hidup lebih lama.
Foto: flickr
Teknologi dan ilmu medis membuat penduduk dunia kini hidup lebih lama.

REPUBLIKA.CO.ID, Orang-orang di seluruh dunia hidup lebih lama, namun banyak yang juga hidup dalam kesakitan lebih lama, menurut sebuah studi mengenai semua penyakit dan cedera besar di 188 negara.

Kondisi kesehatan umum telah membaik di seluruh dunia, berkat kemajuan signifikan melawan penyakit-penyakit menular seperti HIV/AIDS dan malaria dalam 10 tahun terakhir dan perbaikan dalam melawan penyakit-penyakit ibu dan anak.

Namun angka harapan hidup sehat tidak terlalu meningkat, jadi orang-orang hidup lebih panjang dengan penyakit dan disabilitas, menurut analisis tersebut, yang diterbitkan jurnal The Lancet.

"Dunia telah membuat kemajuan besar dalam kesehatan, namun sekarang tantangannya adalah untuk berinvestasi dalam menemukan cara-cara yang lebih efektif untuk mencegah atau mengobati sebab-sebab utama penyakit dan disabilitas," ujar Theo Vos, profesor di Institut Metriks dan Evaluasi Kesehatan di University of Washington yang memimpin analisis tersebut.

Penemuan-penemuan utama studi tersebut adalah bahwa angka harapan hidup global saat kelahiran untuk kedua jenis kelamin naik 6,2 tahun, dari 65,3 tahun 1990 menjadi 71,5 tahun 2013. Angka harapan hidup sehat pada saat kelahiran naik 5,4 tahun, dari 56,9 tahun 1990 menjadi 62,3 tahun 2013.

Angka harapan hidup sehat mempertimbangkan angka kematian dan dampak kondisi non-fatal dan penyakit kronis seperti sakit jantung dan paru-paru, diabetes dan cedera serius. Faktor-faktor itu mengurangi kualitas kehidupan dan memberlakukan biaya besar dan beban sumber daya.

Bagi sebagian besar dari 188 negara yang diteliti, perubahan-perubahan dalam harapan hidup sehat antara tahun 1990 dan 2013 "signifikan dan positif," menurut para peneliti. Namun di banyak negara, di antaranya Belize, Botswana dan Suriah, harapan hidup sehat tahun 2013 tidak jauh berbeda dengan tahun 1990.

Dan di beberapa tempat, termasuk Afrika Selatan, Paraguay dan Belarus, angka harapan hidup sehat terus merosot. Di Lesotho dan Swaziland, orang-orang yang lahir tahun 2013 dapat berharap untuk hidup kira-kira lebih pendek 10 tahun dalam keadaan sehat, dibandingkan orang-orang yang lahir 20 tahun lebih awal.

Studi itu juga menemukan perbedaan-perbedaan mencolok antara negara-negara dengan angka-angka harapan hidup tertinggi dan terendah, dan dalam tingkat dan arah perubahan.

Rakyat Nikaragua dan Kamboja menghadapi peningkatan-peningkatan dramatis sejak tahun 1990, dengan masing-masing 14,7 dan 13,9 tahun. Namun orang-orang di Botswana dan Belize mengalami penurunan masing-masing dua dan 1,3 tahun.

 

Tahun 2013, Lesotho memiliki angka harapan hidup sehat terendah pada 42 tahun, sementara Jepang tertinggi dengan 73,4 tahun.

sumber : VOA Indonesia
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement