REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang beranggapan penyakit batu empedu hanya bisa disembuhkan melalui operasi.

Saat ini, pengobatan batu empedu dapat dilakukan melalui tindakan operasi (bedah perut) maupun melalui tindakan Endoscopic Retrograde Cholangio-Pancreatography (ERCP).

Menurut ahli bedah Rumah Sakit Premier Bintaro, dr Rino A. Gani, SpPD KGEH, ERCP merupakan suatu tindakan endoskopi yang tindakannya dilakukan untuk kasus-kasus penyakit saluran empedu ataupun pankreas (batu saluran empedu, struktur saluran empedu baik yang jinak maupun ganas, tumor saluran empedu atau pankreas dan lainnya).

"Tindakan ERCP ini dilakukan oleh seorang dokter spesialis khususnya di bidang hepato-bilier yang sudah mendapatkan pelatihan khusus. Tindakannya juga dilakukan di ruangan khusus, dengan teknik memasukan alat duodenoscope (mirip selang) sampai ke depan muara papil, kemudian dilakukan kanulasi dengan kateter (memasukkan kateter ke dalam saluran empedu melalui papil) dan diinjeksikan sehingga terdapat gambaran yang jelas mengenai penyakit yang ada melalui layar monitor," kata dia menjelaskan.

Selain itu, menurut Rino pengobatan endoskopi ini dipilih guna meminimalisir tindakan bedah perut pada pasien yang tentunya banyak mengundang resiko. Sementara endoskopi dilakukan tanpa melalui proses pembedahan, dan tentu lebih aman bagi pasien.

"Kalau risiko dan efek samping dari tindakan ini jelas ada, tapi kemungkinannya sangat kecil dibandingkan tindakan operasi yang memakan waktu lama. Endoskopi bisa meminimalisir terjadinya pendarahan 3-5 persen dibandingkan tindakan operasi yang mencapai 10-15 persen," lanjut Rino.

Menurut Rino, pengobatan endoskopi ini biasanga cukup dilakukan satu kali saja, dan pasien dapat langsung sembuh total usai pengobatan. Namun, pasien tetap harus memperhatikan konsumsi makanan dan minuman yang masuk ke tubuhnya agar tidak ada lagi lemak yang mengendap dan tentu akan mengakibatkan penyakit batu empedu datang kembali.