REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Lembaga Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyebut virus influenza merupakan risiko besar yang harus dihadapi dunia. CDC mencatat ratusan ribu orang tewas akibat flu di seluruh dunia.
Direktur CDC, Tom Fireden seperti dilaporkan VOA, Rabu (7/10) mengatakan, dalam tahun yang buruk epidemi flu memakan korban jutaan orang. Menurutnya, CDC mencatat lebih dari 200.000 orang dirawat di rumah sakit akibat komplikasi-komplikasi terkait flu setiap tahun di AS saja.
Dari studi yang disponsori CDC mengenai flu dan pneumonia oleh para peneliti di Pusat Medis Vanderbilt University, melaporkan, dari lebih dari 2.000 pasien pneumonia yang mengunjungi rumah-rumah sakit AS selama tiga musim flu, mereka yang menerima vaksinasi 57 persen lebih tidak mungkin untuk diopname dengan flu-pneumonia daripada pasien-pasien yang tidak divaksinasi.
Studi tersebut juga menemukan vaksin-vaksin yang kurang efektif untuk para pasien yang lebih tua dan mereka yang memiliki sistem imunitas yang lemah, tapi efektif untuk orang-orang yang sehat di bawah usia 65 tahun dan anak-anak kecil.
Karena vaksin flu tidak 100 persen efektif, para dokter juga merekomendasikan sering cuci tangan dan menjauh dari mereka yang terkena flu.
Sementara itu, para staf di CDC juga waspada karena musim flu tahun ini sedang berlangsung. "Pandemi flu tetap merupakan skenario mimpi buruk bagi kesehatan publik," ujar Frieden, menambahkan bahwa para epidemiolog CDC bekerja sepanjang waktu untuk lebih baik mendeteksi flu saat sedang menyebar, jadi para pejabat kesehatan dapat memberikan respon yang lebih baik untuk wabah influenza dan agar para ilmuwan medis dapat bekerja untuk memproduksi vaksin yang lebih baik.
Studi tersebut dimuat di JAMA, The Journal of the American Medical Association.