REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Seorang ibu hamil, yang juga mengalami obesitas, berisiko menurunkan segudang masalah kesehatan pada bayi mereka yang belum lahir.
Dokter Aparna Kulkarni, seorang ahli jantung pediatrik dari Bronx, New York, Amerika Serikat (AS), mengatakan ibu hamil yang mengalami obesitas, apalagi telah menderita diabetes, berisiko menyebabkan kerusakan pada jantung bayi mereka.Ia menjelaskan konsep utama di balik penelitian ini adalah pemrograman janin.
“Ini mengacu pada perubahan yang terjadi dalam struktur dan fisiologi jaringan pada janin sebagai akibat dari kesehatan sang ibu,” jelasnya seperti dilansir Dailymail.co.uk.
Di AS, wanita hamil yang juga mengalami diabetes atau obesitas, secara rutin dirujuk untuk menjalani standar perawatan janin echocardiograms (EKG), yang menunjukkan gambar jantung bayi. Ahli jantung kemudian meneliti EKG untuk melihat seberapa baik otot jantung pada setiap janin.
Berikutnya, tim ahli akan memproses hasil gambar menggunakan metode yang disebut pelacakan spekel, untuk menghasilkan informasi lebih rinci tentang fungsi otot jantung dengan mengevaluasi gerakan otot jantung.
“Pelacakan ekokardiografi spekel dapat mendeteksi kelainan jantung pada tingkat subklinis atau dengan kata lain sebelum teknik ekokardiografi standar dapat mendeteksi kelainan,” jelas dokter Kulkarni.
Dalam penelitian tersebut, Kulkarni menemukan perubahan subklinis di otot jantung janin dari ibu yang mengalami diabetes dan obesitas.
“Dengan pelacakan spekel kami memiliki bukti bahwa fungsi miokard yang kurang menguntungkan, diubah di jantung janin dari ibu dengan diabetes dan obesitas,” katanya.
Namun, Kulkarni mengatakan studi lebih lanjut dan mendalam diperlukan untuk mengetahui apakah perubahan janin mempengaruhi kesehatan jantung bayi, hingga memasuki masa kanak-kanak, kemudian masa dewasa. Sebagai antisipasi, Kulkarni menyarankan agar ibu yang mengalami obesitas atau diabetes, untuk memeriksakan jantung bayi mereka pada usia satu tahun.
Hal itu dilakukan guna melihat apakah kelainan jantung masih ada, lebih buruk, atau telah menghilang.
Baca juga:
Peringatan! Kurang Pendampingan Orang Tua Berisiko Turunkan IQ Anak