Selasa 16 Feb 2016 07:59 WIB

Galau karena Medsos Ada Lho, Ini Cara Hindarinya

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Indira Rezkisari
Berbagai aplikasi sosial media di ponsel
Foto: flickr
Berbagai aplikasi sosial media di ponsel

REPUBLIKA.CO.ID, Jika Anda sering merasa gelisah dengan jumlah "likes" di Instagram, mungkin saja Anda sedang menderita kelainan galau media sosial (medsos). Indikasi lainnya, Anda berusaha terus memencet tombol refresh halaman profile picture yang baru Anda ganti dan tidak ada yang memberi like. Atau bisa juga karena tweet Anda tidak kunjung di-retweet siapapun.

Galau pada kehidupan medsos adalah masalah nyata yang melanda banyak anak muda saat ini. Meski kelainan itu tak bisa didiagnosis secara medis, bukan tidak mungkin perusahaan obat-obatan akan memproduksi penawar dari penyakit itu. Sebelum itu terjadi, Anda perlu mengetahui cara menghadapi stres akibat hal-hal itu. Berikut adalah tipsnya seperti dilansir dari Times of India.

Jangan hakimi diri sendiri

Kita saat ini hidup di dua dunia yakni kehidupan nyata dan virtual. "Menjadi populer di satu kampus sudah cukup susah, tapi sekarang kita justru dihakimi oleh seluruh dunia," ujar pendiri firma digital dan konten pemasaran Flarepath Saurabh Kanwar. Kompetisi untuk berlomba mendapat like bukan semata mencari kesombongan. Kanwar mengatakan, pengakuan di medsos bahkan menjadi tanda kejayaan.

Namun, apa sebenarnya yang mendorong orang-orang untuk mencari pengakuan itu? Psikolog Salma Prabhu menjelaskan, hal itu bersumber dari kegelisahan karena tidak mendapat like atau follower. "Rasa waswas dan kepercayaan diri rendah yang mendorong itu," ujar Prabhu.

Ia menjelaskan, kebutuhan mendapat like dan kebutuhan mendapat pujian datang dari kurangnya percaya diri. Menurut Prabhu, solusinya Anda perlu melakukan introspeksi diri. Jika Anda benar-benar merasa perlu mendapat pengakuan dari 50 orang bahwa Anda baru saja melakukan liburan fantastis, coba untuk segera lihat diri Anda. Atau, cobalah kunjungi terapis psikolog.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement