REPUBLIKA.CO.ID, Sebagian masyarakat mungkin masih banyak yang belum memahami bagaimana fase perjalanan penyakit demam berdarah dengue, atau yang lebih dikenal dengan DBD. Masyarakat mungkin hanya mengetahui gejala demam dengue berupa panas tinggi dengan disertai timbulnya bintik-bintik merah.
Padahal, gejalanya tidak hanya itu. Orang tua dituntut jeli mengetahui gejala DBD terutama di musim penghujan ini.
Menurut Guru Besar Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis, Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM, Prof. DR. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K), apabila mengalami demam disertai batuk pilek, mual, sakit kepala serta pendarahan kiranya hal tersebut patut diwaspadai.
Demam selama lebih dari tiga hari, dengan rentan suhu diatas 38,5 derajat celcius juga harus diwaspadai, karena demam dengue umumnya statis dan jelas berbeda dengan demam typus yang terkadang naik-turun.
“Mimisan dan menstruasi disertai demam tinggi juga harus diwaspadai. Karena, menstruasi disertai demam tinggi sudah termasuk tanda pendarahan demam dengue di luar pendarahan menstruasi. Jika di diamkan dan tidak segera di bawa ke dokter bisa fatal akibatnya,” kata Sri dalam acara peluncuran Gerakan Bersama Melawan Demam Berdarah bersama GSK Consumer Healthcare di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Tanda dan gejala demam berdarah biasanya digambarkan sebagai fase pelana kuda. Pada tiga hari pertama, suhu tubuh pasien akan naik sangat tinggi. Gejala ini juga akan diikuti gejala lain seperti sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan lain sebagainya
Sakit kepala ini akan menjadi lebih parah jika demam menjadi lebih tinggi. Namun, gejala demam berdarah dengue pada tahap ini bisa dikatakan tidak spesifik. Pasalnya, gejala yang sama bisa saja dialami sebagai bagian dari gejala penyakit lainnya.
“Pada fase berikutnya, yakni fase kritis demam akan turun. Namun, ini adalah fase yang sering membahayakan, karena pasien maupun keluarga akan menganggap kalau pasien sudah sembuh kembali dan bisa beraktivitas,” lanjutnya.
Akan tetapi, seperti yang sudah diketahui gejala penyakit demam berdarah di fase ini adalah timbulnya ruam atau bintik kemerahan pada kulit pasien. Ruam tersebut memiliki bentuk dan warna yang menyerupai campak.
Bintik-bintik merah tersebut tidak akan hilang jika ditekan. Penyebab utama dari bintik-bintik merah tersebut adalah akibat pecahnya pembuluh kapiler.
“Nah, pendarahan pada hidung maupun pada saat menstruasi yang tidak lazim dapat menimbulkan bocornya pembuluh darah. Jika sudah seperti itu, cara terbaik adalah melakukan transfusi darah dan cairan infus. Maka dari itu, ketika pasien sedang dalam fase kritis harus terus diwaspadai,” tambahnya lagi.
(baca: Parasetamol Jadi Penanganan Pertama Anak DBD)