Jumat 01 Apr 2016 13:48 WIB

Bipolar Rentan Panic Attack, Ini Trik Marshanda Hadapinya

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Gangguan bipolar biasanya muncul saat dipicu oleh tiga faktor risiko, yakni biologis, psikologis dan sosial.
Foto: sedoc
Gangguan bipolar biasanya muncul saat dipicu oleh tiga faktor risiko, yakni biologis, psikologis dan sosial.

REPUBLIKA.CO.ID, Marshanda telah didiagnosa menderita bipolar sejak tahun 2009 silam. Dia mengaku pernah mengalami panic attack atau serangan kepanikan, terutama di tempat keramaian seperti mal. Marshanda tapi sudah punya trik mengatasi serangan kepanikan itu.

Saat panik menyerang ia sering tak sadar. Biasanya Caca akan meminta pada orang yang menemaninya untuk mengajuka pertanyaan saat terlihat panik. “Mama, kalau Caca kelihatan panik, Mama tanyain Caca ya,” ungkapnya.

Pertanyaannya begini, “Ca, ini Caca lagi panic attack apa bukan.”

Itu satu, Caca mengaku pasti akan diam, namun sedikit berpikir. “Oke ini saya marah, atau karena saya pantas marah atau ya iyalah jelas marah digituin orang, orang dia reseh, atau ada yang serangan panik yang membuat saya takut,” ujarnya.

Jika memang serangan kepanikan, iya akan iya ke ibunya. Kalau jawabannya iya, pertanyaan kedua akan berlanjut.

“Mama kasih pertanyaan kedua ya, oke dari level nol sampai 10, nol nggak panic attack, satu mild banget, 10 gila banget, panic attacknya Caca sekarang di level berapa?,” ujarnya.

Caca harus memberikan skor. Misalnya lima. Tapi Caca tahu ini bakal naik. Dia merasa dirinya harus pulang. “Biasanya terjadi di tempat ramai, di mal atau dimana. Ini lima atau enam, oke pulang. Dalam mobil saya menangis, takut, super sensitifnya sudah benar-benar, ada yang ngomong salah sedikit saja, sudah bubar,” tambahnya.

Lalu setibanya di rumah, Caca akan menangis selama lima atau sepuluh menit. Habis itu, sadar. “Setelah menemukan taktik strategi tersebut saat serangan panik, serangan panik itu semua berkurang drastis. Dari panic attck sampai aku terakhir panic attack lagi, saya hanya mengalami tiga kali panic attack, setelahnya nggak pernah lagi, karena kita sudah aware dengan rasa-rasa, wah ini mau panic attack. Nih muncul, oh yang ini. Jadi untuk mendeteksi ini perlu orang tua yang membantu, lama-lama kita bisa kok,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement