REPUBLIKA.CO.ID, Pada tahun 1990, ISPA dan penyakit infeksi lain menempati posisi sebagai penyakit yang paling banyak menyerang masyarakat di Indonesia. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, posisi tersebut kini didominasi oleh penyakit-penyakit tidak menular seperti stroke, penyakit jantung serta diabetes.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI dr Lily S Sulistyowati MM mengatakan perubahan beban penyakit ini dilatarbelakangi oleh pola hidup yang tidak sehat. Salah satunya dapat terlihat dari pola makan masyarakat yang cenderung didominasi oleh karbohidrat dan menjauhi sayur serta buah-buahan.
"Data dari Riskesdas 2013 menunjukkan abhwa 93,5 persen penduduk di atas usia 10 tahun kurang konsumsi buah dan sayur," ujar Lily saat ditemui di Badan Litbang Depkes Kementerian Indonesia, kawasan Percetakan Negara.
Oleh karena itu, Lily mendorong agar masyarakat mulai memperbaiki kembali pola makan mereka. Salah satu yang bisa dilakukan oleh masyarakat ialah dengan memastikan bahwa proporsi makanan dalam sepiring nasi yang disantap telah seimbang dan tidak berlebihan dalam mengonsumsi karbohidrat.
"Kebiasaan makan kita itu terbalik-balik. Karbo lagi, karbo lagi, seperti makan nasi dengan mi. Padahal segala macam karbo itu akan menjadi glukosa," lanjut Lily.
Lily mengatakan komposisi satu porsi piring makan yang ideal ialah didominasi oleh buah dan sayur sebanyak 50 persen. Sedangkan kompisisi karbohidrat perlu dikurangi menjadi 25 persen saja. 25 persen komposisi lainnya perlu diisi oleh protein. Lily mengatakan protein ini boleh berupa protein hewani ataupun nabati.
Dengan pola makan yang terjaga, Lily mengatakan berat badan masyarakat dapat terjaga dalam batas ideal. Dengan begitu, berbagai risiko penyakit tidak menular yang disebabkan oleh pola hidup tidak sehat juga dapat ikut berkurang.
"Menjaga lingkar perut itu penting. Untuk laki-laki tidak lebih dari 90 cm, perempuan tidak lebih dari 80 cm," pesan Lily.