REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Penanganan penyakit kanker di Indonesia menghadapi berbagai kendala yang menyebabkan hampir sebagian besar penderita ditemukan dalam keadaan stadium yang sudah lanjut. Salah satu hambatan tersebut disebabkan karena minimnya fasilitas kesehatan untuk kanker di banyak rumah sakit.
Seperti untuk kemoterapi misalnya. Pasien harus menunggu karena tempat yang terbatas, padahal kanker membutuhkan penanganan yang cepat agar sel kanker tidak semakin menyebar. "Menunggu seminggu saja kanker bisa berubah, yang tadinya mungkin baru stadium satu bisa jadi naik stadium dua," kata ahli kanker anak Prof. Dr. Djajadiman Gatot, Sp.A (K) dalam acara temu media Peringatan Hari Kanker Sedunia, di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Rabu (1/2).
Selain itu, faktor sosial kultur di masyarakat yang lebih percaya pada pengobatan alternatif atau dukun menjadi faktor lain terlambatnya penanganan penyakit kanker. Sehingga, ketika ditangani secara medis sudah memasuki stadium lanjut dan proses penyembuhan memakan waktu lama serta biaya yang tida sedikit. Hal ini juga dipengaruhi oleh keterbatasan masyarakat untuk memperoleh pengobatan yang berkualitas karena masalah ekonomi atau pun transportasi sehingga memilih pengobatan tradisional atau alternatif yang relatif murah.