REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Kedokteran Jiwa Indonesia cabang Jakarta (PDSKJI Jaya) meminta agar masyarakat atau netizen tak meneruskan, menyebarkan atau bahkan menyimpan foto-foto ledakan Kampung Melayu. Terutama gambar potongan tubuh usai pengeboman di Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5) malam kemarin.
Ketua PDSKJI Jaya dr Nova Riyanti Yusuf, SpKJ mengatakan, tantangan dunia yang tidak ada batas adalah menyebarnya foto-foto yang diduga potongan tubuh pelaku seperti ini. Untuk itu, ia meminta kadang untuk menghentikannya harus mulai dari diri sendiri untuk bertanggung jawab. Artinya kalau masyarakat atau individu menerima unggahan foto bisa tidak harus membuka atau dilihat sepintas saja.
"Utamanya jangan di teruskan (forward) ke yang lain. Ini melatih diri kita sendiri," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (25/5).
Selain itu ia meminta pengguna media sosial, atau aplikasi pesan instan seperti Whatsapp jangan langsung menyimpan foto-foto tersebut. Ia mengimbau mengatur Whatsapp supaya begitu menerima foto jangan langsung menyimpan foto. Ia mengaku juga selalu mempraktikkan ini.
"Ini juga pertolongan pertama pada psikologi (psychological first aid/PFA) untuk diri kita," ujar perempuan yang juga psikiater departemen kesehatan jiwa masyarakat Rumah Sakit Jiwa Dr Soeharto Heerdjan (Grogol) ini.
Seperti diketahui ledakan ini terjadi malam hari yang membuat lima jiwa tewas, tiga diantaranya polisi dan dua diduga pelaku ledakan bom bunuh diri ini. Dengan cepat foto-foto potongan tubuh yang diduga milik pelaku menyebar di aplikasi pesan instan hingga media sosial.