Selasa 27 Jun 2017 05:40 WIB

Jaga Makan Pascalebaran

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Opor ayam, menu khas Lebaran.
Foto: Republika/Musiron
Opor ayam, menu khas Lebaran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Merayakan Hari Raya Lebaran kurang asik jika tidak ditemani dengan makanan-makanan khasnya. Opor, rendang, sambal balado, gulai, hingga kue-kue kering dan minuman manis menjadi kuliner yang seakan wajib ada di meja rumah.

Di balik makanan yang membuat mulut bisa meneteskan air liur, ternyata ada hantu yang mendampinginya. Tiga masalah besar yang paling rentan muncul setelah lebaran yaitu kolesterol, hipertensi, dan kenaikan gula.

Kenaikan kadar kolesterol saat Lebaran biasanya disebabkan makanan dengan tinggi kolesterol sebab memiliki lemak jenuh dan lemak trans. Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Pondok Indah - Bintaro Jaya dr. Franciscus Ari, Sp. PD menjelaskan kedua jenis lemak itu sangat mudah ditemukan dalam makanan lebaran.

Lemak jenuh dapat ditemukan dari mentega, keju, produk susu, santan, kuning telur, bagian merah dan daging berlemak, serta kulit ayam. Sedangkan lemak trans dapat ditemukan dalam makanan menggunakan margarin dan makanan-makanan yang digoreng.

"Setelah Lebaran pasien yang paling banyak dibawa ke IGD ya karena itu semua, sebab manusia hanya membutuhkan 300 miligram per hari saja," ujar dr. Ari.

Untuk menghindari meningkatnya kolesterol, dr. Ari menyarankan agar mengindari bagian daging berlemak. Sebisa mungkin jika tergoda makan rendang dengan daging penuh lemak, cari bagian dagingnya saja. Selain itu, hindari bagian kulit ayam, mengurangi kuah menggandung santan, serta mengurangi minum manis atau bersoda. Disarankan memilih meminum air putih untuk lebih aman dan menghindari kenaikan gula darah secara cepat.

Di samping kolesterol, hipertensi pun mudah ditemukan setelah Lebaran usia. Sering pula kenaikan ini secara mendadak, berbeda dengan kolesterol yang memang naik-turunya bertahap. Makanan Lebarn sangat mudah untuk menaikan tekanan darah, terutama pada makanan yang memiliki yodium dan lemak tinggi. Takaran yang dianjurkan untuk konsumsi garam hanya enam gram atau seujung sendok teh, jika lebih makan akan sangat mudah menaikkan tekanan darah.

Untuk masalah kenaikan gula darah, menurut dr. Ari, sudah tentu berasal dari makanan manis dan minuman bergula dan soda. Nasi bahkan tidak akan membuat gula naik drastis dalam seketika, sebab perlu ada proses yang tidak sebentar.

"Nggak makan nasi, tapi makan kue dan minum manis dan bersoda justru ini malah membuat bahaya," kata dr. Ari.

Hiperglikemi atau kondisi gula darah tinggi ini yang bisa mengancam nyawa dalam seketika. Ginjal akan bekerja sangat ekstra untuk memecah gula sebab insulin dalam tubuh tidak ada. Dr. Ari menjeleakan, banyak juga pasien yang langsung tidak sadarkan diri ketika gula darah tinggi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement