Senin 08 Jan 2018 18:12 WIB

KLB Difteri Bertambah Menjadi 30 Provinsi

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah pegawai Kementerian Dalam Negeri (kemendagri) dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) mengikuti vaksinasi Difteri di Kantor Kemendagri, Jakarta, Kamis (28/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah pegawai Kementerian Dalam Negeri (kemendagri) dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) mengikuti vaksinasi Difteri di Kantor Kemendagri, Jakarta, Kamis (28/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat provinsi yang mengalami kejadian luar biasa (KLB) difteri bertambah menjadi 30 provinsi. Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan, Kemenkes Elizabeth Jane Soepardi mengatakan, Maluku kini menjadi provinsi ke-30 mengalami KLB difteri.

"KLB Difteri kini jadi 30 provinsi dengan ditambah Maluku," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Senin (8/1).

Sementara penyakit yang menular lewat ludah ini masih terjadi dan belum beranjak pergi dari Tanah Air karena baru melakukan outbreak response immunization (ORI) difteri di tingkat kecamatan.

Sebelumnya,pemerintah Indonesia melakukanORIyaitu pemberian imunisasi setelah mendapat laporan kejadian luar biasa (KLB) difteri di 12 kabupaten yang ada di tiga provinsi yaitu Jakarta, Banten, dan DKI Jakarta sejak 11 Desember 2017. Berdasarkan data Kemenkes, hasil cakupan pelaksanaan ORI di tiga provinsi hingga Kamis malam (4/1) pukul 19.30 WIB mencapai 52,10 persen. Dengan rincian cakupan ORI untuk provinsi DKI Jakarta (61,75 persen), Jawa Barat (44,21 persen), dan Banten (57,60 persen).

Kemenkes optimistis, cakupan ini akan terus meningkat menyusul kegiatan belajar di sekolah telah kembali aktif setelah libur semester, libur Natal dan Tahun Baru. Ia menyebut target ORI terbesar adalah pada anak sekolah usia yaitu 75 persen. Janemengatakan, untuk menghindari difteri, langkah yang efektif adalah mendapat imunisasi dasar lengkap. Ia optimistis keberhasilan imunisasi ini akan membuat kekebalan masyarakat.

"Karena kan penyakut menular itu suka menular di keramaian, orang yang berkerumun," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement