Senin 26 Feb 2018 04:31 WIB

Komunikasi Penderita Depresi Berbeda, Ini Cirinya

Penderita depresi menggunakan pilihan kata tertentu.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nur Aini
depresi. Ilustrasi
Foto: Fakeelvis @Flickr
depresi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Depresi merupakan salah satu gangguan suasana hati serius yang dapat mempengaruhi cara seseorang dalam merasa, berpikir hingga menjalani kegiatan sehari-hari. Salah satu tanda depresi dapat diamati dari cara seseorang berkomunikasi atau berbicara.

Hal ini diungkapkan oleh sebuah penelitian yang dimuat dalam jurnal Clinical Psychological Science. Dalam penelitian ini, tim peneliti memanfaatkan analisis kata terkomputerisasi untuk menganalisis data dalam jumlah besar. Data ini meliputi esai pribadi, tulisan buku harian, dan cara bicara dari para partisipan.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa orang dengan depresi memiliki cara berkomunikasi yang agak berbeda dibandingkan orang-orang tanpa masalah kesehatan jiwa. Setidaknya, ada tiga ciri khas pada cara berkomunikasi orang depresi yang bisa diamati.

Salah satunya, orang dengan depresi cenderung menggunakan kata ganti orang pertama seperti saya dan diri sendiri dibandingkan kata ganti orang ketiga seperti mereka dan dia. Kecenderungan ini dapat mengindikasikan bahwa penderita depresi kurang menjalin hubungan dengan orang lain dan cenderung merasa terisolasi dibandingkan merasa menjadi bagian dari suatu komunitas.

Di sisi lain, kecenderungan penggunaan kata ganti orang pertama juga mengindikasikan bahwa penderita depresi lebih sadar diri. Mereka cenderung lebih fokus terhadap pikiran mereka dan apa yang mereka rasakan.

"Penggunaan kata ganti merupakan indikator depresi yang lebih bisa diandalkan dibandingkan penggunaan kata sifat negatif," ungkap para peneliti seperti dilansir Metro.

Ciri khas lain pada gaya bicara penderita depresi adalah kecenderungan untuk menggunakan kata-kata negatif dalam percakapan apapun. Kata-kata negatif yang digunakan umumnya adalah kata-kata negatif yang berkaitan dengan emosi negatif seperti 'kesepian' dan 'sedih'.

Selain itu, penderita depresi cenderung menggunakan bahasa yang bermakna 'semua atau tidak sama sekali'. Dengan kata lain, kalimat-kalimat yang dilontarkan cenderung lebih absolut. Beberapa contoh kata bersifat absolut yang mungkin digunakan penderita depresi adalah 'selalu', 'sama sekali', 'sepenuhnya', 'tidak ada satupun' dan 'tidak pernah'.

Kecenderungan ini menunjukkan bahwa penderita depresi mungkin kurang memiliki perspektif. Oleh karena itu, penderita depresi cenderung berpikir dengan sudut pandang 'semua atau tidak sama sekali'.

"Ketika Anda depresi, akan sangat mudah untuk membesarkan pikiran negatif dan masalah kecil sehingga mempengaruhi perasaan dan terlihat melalui bahasa," ungkap Metro.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement