REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hampir semua orang di Indonesia mengetahui bahwa menyikat gigi penting dilakukan untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi. Namun, hanya sekitar 2,3 persen penduduk Indonesia yang sudah melakukan sikat gigi dengan benar.
Kebiasaan menyikat gigi yang baik dan benar perlu diajarkan sedini mungkin pada anak. Dengan begitu, kebiasaan menyikat gigi yang baik dan benar akan terbawa hingga anak-anak tersebut beranjak dewasa.
"Sikat gigi harus jadi kebiasaan dari kecil," ungkap Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) Dr drg Hananto Seno SpBM MM dalam peringatan Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia 2018 yang diselenggarakan oleh PT Unilever Indonesia melalui Pepsodent dan PB PDGI di SDN Tebet Timur 01 Pagi, Jakarta.
Agar anak bisa menyikat gigi yang baik dan benar, mereka perlu diajarkan beberapa aspek penting dalam menyikat gigi. Berikut ini adalah aspek-aspek tersebut seperti diungkapkan Hananto.
Frekuensi Menyikat Gigi
Hananto mengatakan setiap orang Indonesia mengetahui bahwa gigi perlu disikat. Namun, ada orang-orang yang hanya menyikat gigi beberapa kali saja dalam seminggu. Ada pula yang menyikat gigi secara berlebihan hingga lima kali dalam sehari.
Jarang menyikat gigi tentu akan membuat kebersihan gigi dan mulut tidak terjaga dengan baik. Hal ini akan memudahkan terjadinya masalah gigi seperti karies.
Sebaliknya, terlalu sering menyikat gigi juga dapat merusak gigi. Meski bulu sikat yang digunakan lembut, gerakan menyikat gigi dengan air yang terlalu sering juga dapat memicu terjadinya kerusakan pada gigi. "Apalagi kalau salah (gerakan) menyikat gigi," jelas Hananto.
Hananto mengatakan menyikat gigi sebaiknya dilakukan minimal dua kali dalam sehari. Saat menyikat gigi, pastikan semua bagian gigi dan mulut dibersihkan dengan baik.
Waktu Menyikat Gigi
Menyikat gigi juga harus dilakukan di waktu yang tepat. Hananto mengatakan waktu yang tepat untuk menyikat gigi adalah di pagi hari setelah sarapan dan di malam hari sebelum tidur.
Pilih Sikat Gigi
Saat membeli sikat gigi untuk anak, pilih sikat gigi yang sesuai dengan usia anak. Jangan menggunakan sikat gigi untuk orang dewasa pada anak-anak. Hananto juga menekankan pentingnya orang tua untuk mengajarkan agar anak tidak menggunakan sikat gigi orang lain. "Jangan pakai sikat gigi punya mama, papa atau kakak," lanjut Hananto.
Saat membeli sikat gigi, perhatikan juga bulu sikatnya. Sikat gigi yang baik adalah sikat gigi yang memiliki bulu sikat lembut, tidak kaku. Untuk mengetesnya, arahkan jempol untuk menyisir bulu sikat dari ujung satu ke ujung yang lain. Bulu sikat yang halus akan ikut menekuk mengikuti arah pergerakan jempol.
Hananto mengatakan sebagian orang mungkin menyukai bulu sikat yang keras karena dinilai lebih efektif untuk membersihkan gigi. Padahal, penggunaan bulu sikat yang keras dapat menciderai gusi.
Cara Menyikat Gigi
Cara menyikat gigi yang baik dan benar juga perlu dibiasakan sejak dini. Kesalahan dalam menyikat gigi, seperti menggunakan bulu sikat yang keras atau menyikat gigi terlalu kasar, dapat menyebabkan masalah kesehatan gigi dan mulut seperti resesi gusi. Resesi gusi merupakan suatu kondisi di mana posisi gusi semakin menurun ke arah akar gigi.
Proses menyikat gigi sebaiknya dilakukan dengan lembut menggunakan bulu sikat yang lembut juga. Menyikat gigi juga tidak boleh dilakukan dengan terburu-buru. Lama waktu menyikat gigi yang ideal adalah dua menit. "Sikat dengan lembut dan pelan, dari arah gusi ke permukaan gigi, tidak bolak-balik ya," jawab Hananto.