Rabu 01 Aug 2018 00:19 WIB

Pemanasan Global Berpotensi Tingkatkan Risiko Bunuh Diri

Cuaca panas berkaitan dengan peningkatan risiko bunuh diri.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Friska Yolanda
Pemanasan Global. Ilustrasi
Foto: Dailymail
Pemanasan Global. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemanasan global tak hanya memicu terjadinya beragam perubahan negatif di lingkungan seperti mencairnya es di kutub hingga kemunculan badai yang lebih merusak. Pemanasan global juga dinilai berisiko mengganggu kesehatan manusia, termasuk kesehatan mental.

Hal ini diungkapkan dalam sebuah studi terbaru yang dilakukan di Amerika Serikat dan Meksiko. Studi ini berupaya mencari hubungan antara peningkatan kejadian bunuh diri dan kenaikan suhu di Bumi.

Mulanya, beberapa peneliti menyadari puncak kejadian bunuh diri terbanyak terjadi di bulan-bulan yang memiliki suhu lebih hangat. Akan tetapi, belum ada penelitian yang mencari tahu lebih lanjut terkait hal ini.

Untuk mengurai hubungan antara kejadian bunuh diri dan suhu udara, Marshall Burke dari Stanford University memimpin sebuah penelitian baru. Burke dan tim mengolah beragam data untuk mencocokkan rasio bunuh diri dengan riwayat suhu udara dari ribuan daerah di Amerika dan Meksiko selama puluhan tahun terakhir.

Tak hanya itu, tim peneliti juga menganalisis perilaku pengguna media sosial. Tim peneliti juga menganalisis sekitar 600 juta cicitan yang mengandung kata-kata seperti 'bunuh diri', 'terjebak' dan 'kesepian'.

Dari beragam data ini, tim peneliti mengonfirmasi cuaca yang lebih panas memang berkaitan dengan peningkatan rasio bunuh diri. Selain itu, cuaca yang lebih panas juga berkaitan dengan meningkatnya penggunaan kata-kata bernada depresi di Twitter.

Yang menarik, hubungan antara peningkatan rasio bunuh diri dan cuaca yang panas juga tidak menunjukkan perbedaan berarti pada populasi orang kaya maupun populasi orang-orang yang terbiasa dengan cuaca hangat. Sebagai contoh, rasio bunuh diri di Texas tetap tinggi dan cenderung stabil meski penggunaan air conditioning meningkat.

"Nampaknya panas mempengaruhi pikiran manusia secara mendalam dan (mempengaruhi) bagaimana kita melakukan sesuatu yang merusak," terang salah satu peneliti dari University of California Solomon Hsiang seperti dilansir Medical News Today.

Burke menambahkan, peningkatan suhu akibat pemanasan global bukan penyebab langsung dari meningkatnya kasus bunuh diri. Ada beberapa faktor risiko lain yang lebih penting dari kasus bunuh diri. Akan tetapi, penelitian terbaru ini menunjukkan bahwa peningkatan suhu dapat memberi dampak yang besar terhadap meningkatnya risiko seseorang untuk melukai diri sendiri.

"Ini penting bagi kita untuk memahami kesehatan mental sekaligus memahami apa yang sebaiknya kita antisipasi mengingat suhu terus bertambah hangat," papar Burke.

Penelitian ini telah dimuat dalam jurnal Nature Climate Change. Tim peneliti akan melakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam terkait hubungan antara tingkat bunuh diri dan kenaikan suhu ini. 

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement