REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Keluarga merasa terharu atas keberhasilan tim dokter Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Adam Malik, Medan, Sumatra Utara (Sumut), dalam melakukan operasi pemisahan bayi kembar siam dempet Adam dan Malik. Operasi pemisahan kedua bayi berusia tujuh bulan itu berjalan lancar selama empat jam pada Selasa.
Juliadi Silitonga, ayah dari bayi kembar siam dempet perut asal Desa Manalu Purba, Kecamatan Parmonangan, Kabupaten Tapanuli Utara, itu tak sanggup menahan haru bercampur bahagia usai operasi dilakukan. Bahkan, saat dimintai keterangan, pria yang sehari-hari bekerja sebagai penderes ini terlihat begitu gugup sambil tersenyum lebar.
"Saya sangat senang, saya semakin bersemangat, dan tidak puyeng lagi, sekarang sudah lega," katanya.
Jika pihak RSUP Adam Malik telah memperbolehkan kedua bayi kembar siam Adam dan Malik dibawa pulang, ia mangaku akan segera melakukan syukuran atau upah-upah dalam tradisi setempat.
"Kalau udah dikasih izin rumah sakit, aku bawa ke kampung. Nanti kami bikin pesta anak di sana," ujarnya dengan logat batak.
Perawat memegang bayi kembar siam di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik Medan, Sumatera Utara, Senin (1/7/2019).
Sementara itu, Ketua Tim Dokter RSUP Adam Malik, Prof Dr Guslihan Dasa Tjipta SpA (K) mengatakan, kedua bayi kembar siam Adam dan Malik, baru bisa keluar rumah sakit sekitar satu sampai dua bulan ke depan. Adam dan Malik akan pulang kala kondisinya sudah lebih stabil.
"Kami masih menunggu kestabilan bayi, karena kita harus mensosialisasikan kepada kedua orang tua bagaimana merawat bayi tersebut," tambahnya.
Selama tiga hari kedepan, menurut Guslihan, tim dokter akan kembali melakukan pertemuan untuk melakukan evaluasi terhadap keadaan bayi kembar tersebut. Adam dan Malik mengalami dempet organ hati dan dokter memisahkannya dengan sayatan 4x6 cm.
"Kami berharap kedua bayi ini tetap dalam kondisi baik. Kondisi anak sudah baik dan tadi juga sudah bangun. Temperatur normal, jantung dan tensinya juga bagus," tambahnya.