Jumat 13 Sep 2019 09:21 WIB

Tes Darah Sederhana dapat Bantu Turunkan Berat Badan

Tes Darah Sederhana dapat Bantu Turunkan Berat Badan

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Tes darah. Ilustrasi
Foto: Sciencealert
Tes darah. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tes darah sederhana bisa menjadi kunci membantu jutaan orang menurunkan berat badan. Pasalnya, para ahli gizi semakin beralih ke tes DNA untuk menyesuaikan diet khusus untuk individu.

Dilansir di News.com.au, ternyata tak ada resep generik yang bisa diterapkan untuk semua orang dalam hal berdiet. Tiap individu akan menunjukkan reaksi yang sangat berbeda terhadap suatu pola diet.

Baca Juga

Artinya, saran kebugaran dan nutrisi standar tidak berfungsi untuk semua orang, karena didasarkan pada rata-rata. Gen, mikrobioma, lingkungan, dan gaya hidup setiap manusia sangat berbeda, demikian pula pola makan dan kebiasaan olahraga tiap orang.

Penelitian dari King's College, London dan Rumah Sakit Umum Massachusetts, Amerika Serikat (AS) mendukung gagasan bahwa tubuh orang bereaksi berbeda terhadap makanan. Karena itu, reaksi tersebut dapat menginformasikan pilihan makanan dengan cara yang meminimalkan risiko penyakit dan mendorong penurunan berat badan.

“Hasil riset kami secara mengejutkan menunjukkan bahwa kita semua berbeda dalam respons terhadap input dasar seperti makanan,” kata pemimpin peneliti pada studi dan profesor epidemiologi genetika di Kings College, Profesor Tim Spector.

Hasil itu dipresentasikan pada konferensi American Society of Nutrition dan American Diabetes Association beberapa waktu lalu. Studi itu menunjukkan bagaimana pedoman diet “satu ukuran untuk semua” terlalu sederhana, sementara pendekatan nutrisi yang dipersonalisasi cenderung memberikan manfaat kesehatan jangka panjang yang lebih baik.

Dengan melibatkan lebih dari 1.000 peserta dari AS dan Inggris, studi itu mengukur bagaimana kadar penanda darah, seperti gula, insulin, dan lemak berubah sebagai respons terhadap makanan tertentu, bersama dengan data waktu makan, tidur, bakteri usus, dan olahraga. Hasil penelitian mengungkapkan variasi luas dalam respons darah untuk makanan yang sama, apakah mereka mengandung karbohidrat atau lemak.

Bahkan kembar identik, yang memiliki gen yang sama, memiliki respons berbeda terhadap makanan identik. Ahli gizi klinis Brisbane, Katie King yang merupakan pakar nutrisi pribadi bergabung dengan menganalisis tanda darah, riwayat keluarga, dan catatan medis klien.

“Seluruh konsep nutrisi yang dipersonalisasi benar-benar mengawinkan ilmu pengetahuan dengan diet,” ujar dia.

King menyimpulkan makanan yang tepat untuk seseorang, mungkin sangat berbeda dari makanan yang tepat untuk orang lain. Namun, beberapa ahli telah memperingatkan agar tidak terlalu menjanjikan nutrisi pribadi apa yang dapat diberikan sampai ilmu pengetahuan lebih berkembang.

“Konsensusnya adalah bahwa banyak penelitian diperlukan sebelum nutrisi yang dipersonalisasi dapat memberikan manfaat yang diharapkan,” para penulis dari AS, Inggris, Spanyol, Singapura, dan Selandia Baru menulis hal itu dalam British Medical Journal.

Mereka sangat berhati-hati tentang saran informasi generik yang dapat digunakan untuk merekomendasikan diet tertentu. “Diet terkontrol acak sangat penting untuk memberikan bukti konsep dan untuk memberikan kredibilitas ilmiah terhadap konsep nutrisi yang dipersonalisasi," kata para penulis itu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement