Kamis 30 Jan 2020 23:08 WIB

Ini Kondisi Terbaru Warga Dalam Observasi Virus Corona

Bahkan beberapa di antaranya sudah sembuh.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah tim medis mengevakuasi seorang pasien menuju Ruang Isolasi Khusus Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Kariadi saat simulasi penanganan wabah virus novel Coronavirus (nCoV) di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (30/1/2020).
Foto: Antara/Aji Styawan
Sejumlah tim medis mengevakuasi seorang pasien menuju Ruang Isolasi Khusus Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Kariadi saat simulasi penanganan wabah virus novel Coronavirus (nCoV) di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (30/1/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkap kondisi terbaru orang yang masih dalam observasi (under observation) diduga terinfeksi virus corona strain novel (2019-nCoV) yang terus membaik. Bahkan beberapa di antaranya sudah sembuh.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Anung Sugihantono mengaku pihaknya mendapatkan laporan dari rumah sakit penyakit infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Jakarta bahwa orang ini dalam keadaan baik. Namun memang mereka masih berada di dalam kamar isolasi.

Baca Juga

"Dia ada di ruang isolasi dan dalam pengawasan. Tetapi kondisinya kini secara umum baik," ujarnya saat temu media, di Kemenkes, di Jakarta, Kamis (30/1).

Kemudian, dia melanjutkan, orang yang diisolasi di RSUD Dr Soetomo Surabaya, Jawa Timur juga dalam kondisi baik. Kemudian orang yang diisolasi di RS Margono Soekarjo Purwokerto, Jawa Tengah juga dalam kondisi baik. Kemudian di RS Karyadi Semarang, Jawa Tengah juga dilaporkan membaik. Warga di Sorong, Papua juga dilaporkan baik. "Bahkan orang yang diisolasi di Rumah Sakit di Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah pulang," katanya.

Kendati demikian, pihaknya belum mendapatkan laporan terbaru orang yang diisolasi di rumah sakit pusat angkatan darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta. Anung mengklaim, Kemenkes berkomitmen tidak mengendorkan kewaspadaan dalam memberikan pelayanan kesehatan terkait virus ini.

Pihaknya mengaku terus melakukan sistem pengamatan atau surveillance aktif yaitu tenaga kesehatan yang mengetahui seseorang diduga terinfeksi virus ini menganjurkan melakukan pemeriksaan kesehatan. Di satu sisi, ia meminta masyarakat juga bisa melakukan surveillance pasif yaitu ikut mendorong kawannya atau orang yang dikenal yang diduga terinfeksi virus ini supaya memeriksakan dirinya ke fasilitas kesehatan.

Tak hanya itu, ia juga meminta masyarakat juga menjaga daya tahan tubuh supaya tidak terinfeksi virus tersebut. Ia menyebutkan kuncinya adalah gerakan hidup sehat, cukup istirahat, cukup makan, dan berolahraga. Selain itu, ia menyebutkan vitamin bisa diminum tetapi bukan yang utama.

Yang terpenting ia meminta masyarakat mewaspadai tak percaya mitos-mitos bahwa makanan tertentu bisa terbebas dari infeksi virus ini, contohnya bawang putih. "Kabar itu tidak benar dan hanya mitos, tidak perlu membeli antioksidan untuk mencegah ini. Mencegahnya dengan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dan perilaku hidup bersih sehat (PHBS)," katanya.

Ia menegaskan upaya ini penting dilakukan karena virus ini hingga saat ini menginfeksi dan menewaskan 123 jiwa di China menurut organisasi kesehatan dunia (WHO). "Saya ragu eskalasi virus ini bisa terhenti dalam waktu dekat, utamanya di China," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement