Jumat 24 Sep 2021 04:10 WIB

Covid-19 Berkaitan dengan Penurunan Berat-Malanutrisi?

Penyintas Covid-19 sebagian mengalami penurunan berat badan dan malanutrisi.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Penyintas Covid-19 dapat mengalami penurunan berat badan dan malanutrisi.
Foto: www.freepik.com
Penyintas Covid-19 dapat mengalami penurunan berat badan dan malanutrisi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Covid-19 kini sudah diketahui dapat memengaruhi berbagai organ dan fungsinya di dalam tubuh. Studi terbaru menemukan bahwa infeksi pada kasus Covid-19 juga dapat memicu penurunan berat badan dan malanutrisi pada pasien.

Sebelumnya, analisis post-hoc (uji lanjut) pada Oktober 2020 pada kelompok studi prospektif menemukan bahwa Covid-19 dapat berkaitan dengan beragam manifestasi klinis yang mungkin berhubungan dengan penurunan berat badan dan malanutrisi. Manifestasi klinisnya meliputi kehilangan indra penciuman dan perasa hingga gangguan pernapasan berat yang membutuhkan perawatan intensif.

Baca Juga

Menurut studi National Center for Biotechnology Information (NCBI), penurunan berat badan dan risiko malnutrisi tampak sangat umum ditemukan pada pasien Covid-19 yang dievaluasi setelah remisi klinis. Sebanyak hampir dari 30 persen penyintas Covid-19 tersebut mengalami penurunan berat badan dasar lebih dari lima persen. Selain itu, lebih dari setengah pasien juga berisiko terhadap malanutrisi.

Konsultan ilmu penyakit dalam dari Bathia Hospital di India, Dr Abhishek Subhash, mengatakan bahwa penurunan berat badan pada banyak pasien Covid-19 kerap dipengaruhi oleh kehilangan indra pengecapan dan penciuman. Kondisi tersebut secara alami dapat menurunkan nafsu makan.

Akan tetapi, penurunan berat badan bisa tampak lebih drastis pada pasien yang mengalami infeksi mukormikosis. Infeksi sekunder mukormikosis ini membuat pasien harus menjalani operasi dan mengonsumsi obat antijamur yang memicu mual.

"Lagi-lagi, (mual) mempengaruhi nafsu makan mereka, dan di banyak kasus menyebabkan penurunan berat badan," jelas Dr Subhash, seperti dilansir Indian Express, Kamis.

Saat membandingkan pasien Covid-19 yang mengalami penurunan berat badan dan tidak, studi di Milan, Italia mendapati bahwa pasien yang mengalami penurunan berat badan juga menderita inflamasi sistemik yang lebih besar. Mereka juga mempunyai fungsi ginjal yang lebih buruk dengan lanju filtrasi glomerulus di bawah 60 serta durasi sakit Covid-19 yang lebih lama.

"Inflamasi sistemik akut sangat memengaruhi beberapa lintasan metabolisme dan hiptalamus yang berkontribusi pada anoreksia dan penurunan asupan makan, serta peningkatan pelepasan energi istirahat dan peningkatan katabolisme otot," jelas studi tersebut.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى فَاكْتُبُوْهُۗ وَلْيَكْتُبْ بَّيْنَكُمْ كَاتِبٌۢ بِالْعَدْلِۖ وَلَا يَأْبَ كَاتِبٌ اَنْ يَّكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ اللّٰهُ فَلْيَكْتُبْۚ وَلْيُمْلِلِ الَّذِيْ عَلَيْهِ الْحَقُّ وَلْيَتَّقِ اللّٰهَ رَبَّهٗ وَلَا يَبْخَسْ مِنْهُ شَيْـًٔاۗ فَاِنْ كَانَ الَّذِيْ عَلَيْهِ الْحَقُّ سَفِيْهًا اَوْ ضَعِيْفًا اَوْ لَا يَسْتَطِيْعُ اَنْ يُّمِلَّ هُوَ فَلْيُمْلِلْ وَلِيُّهٗ بِالْعَدْلِۗ وَاسْتَشْهِدُوْا شَهِيْدَيْنِ مِنْ رِّجَالِكُمْۚ فَاِنْ لَّمْ يَكُوْنَا رَجُلَيْنِ فَرَجُلٌ وَّامْرَاَتٰنِ مِمَّنْ تَرْضَوْنَ مِنَ الشُّهَدَۤاءِ اَنْ تَضِلَّ اِحْدٰىهُمَا فَتُذَكِّرَ اِحْدٰىهُمَا الْاُخْرٰىۗ وَلَا يَأْبَ الشُّهَدَۤاءُ اِذَا مَا دُعُوْا ۗ وَلَا تَسْـَٔمُوْٓا اَنْ تَكْتُبُوْهُ صَغِيْرًا اَوْ كَبِيْرًا اِلٰٓى اَجَلِهٖۗ ذٰلِكُمْ اَقْسَطُ عِنْدَ اللّٰهِ وَاَقْوَمُ لِلشَّهَادَةِ وَاَدْنٰىٓ اَلَّا تَرْتَابُوْٓا اِلَّآ اَنْ تَكُوْنَ تِجَارَةً حَاضِرَةً تُدِيْرُوْنَهَا بَيْنَكُمْ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ اَلَّا تَكْتُبُوْهَاۗ وَاَشْهِدُوْٓا اِذَا تَبَايَعْتُمْ ۖ وَلَا يُضَاۤرَّ كَاتِبٌ وَّلَا شَهِيْدٌ ەۗ وَاِنْ تَفْعَلُوْا فَاِنَّهٗ فُسُوْقٌۢ بِكُمْ ۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ وَيُعَلِّمُكُمُ اللّٰهُ ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Janganlah penulis menolak untuk menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkan kepadanya, maka hendaklah dia menuliskan. Dan hendaklah orang yang berutang itu mendiktekan, dan hendaklah dia bertakwa kepada Allah, Tuhannya, dan janganlah dia mengurangi sedikit pun daripadanya. Jika yang berutang itu orang yang kurang akalnya atau lemah (keadaannya), atau tidak mampu mendiktekan sendiri, maka hendaklah walinya mendiktekannya dengan benar. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi laki-laki di antara kamu. Jika tidak ada (saksi) dua orang laki-laki, maka (boleh) seorang laki-laki dan dua orang perempuan di antara orang-orang yang kamu sukai dari para saksi (yang ada), agar jika yang seorang lupa, maka yang seorang lagi mengingatkannya. Dan janganlah saksi-saksi itu menolak apabila dipanggil. Dan janganlah kamu bosan menuliskannya, untuk batas waktunya baik (utang itu) kecil maupun besar. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah, lebih dapat menguatkan kesaksian, dan lebih mendekatkan kamu kepada ketidakraguan, kecuali jika hal itu merupakan perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu jika kamu tidak menuliskannya. Dan ambillah saksi apabila kamu berjual beli, dan janganlah penulis dipersulit dan begitu juga saksi. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sungguh, hal itu suatu kefasikan pada kamu. Dan bertakwalah kepada Allah, Allah memberikan pengajaran kepadamu, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

(QS. Al-Baqarah ayat 282)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement