REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkembangan teknologi membuat Bakmi Gajah Mada (GM) melakukan sejumlah perubahan layanan. Restoran keluarga yang sudah ada sejak 1959 itu mengikuti perubahan layanan ke media daring.
"Hari ini, suka atau tidak suka, kita mesti digitalisasi segala sesuatu, termasuk media daring," kata Direktur Divisi Teknis dan Layanan Bakmi GM Widianto di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur.
Menurut dia, digitalisasi menjadi bagian ihwal bagaimana Bakmi GM melayani pelanggan di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Denpasar. Dalam prosesnya, Bakmi GM bekerja sama dengan beberapa penyedia jasa daring. Pun selama ini Bakmi GM juga sudah memiliki layanan jasa antar dari tim internal untuk melayani masyarakat luas.
Widianto mengatakan Bakmi GM sedang mencoba memasukkan digitalisasi di dalam gerai. Dengan itu, pelanggan tak perlu lagi memesan menu dengan cara manual. "Kita bisa pesan lewat tablet (komputer portabel), dan itu akan terus dikembangkan untuk Bakmi GM," ujar Widianto.
Terkait tujuan pengembangan inovasi daring, dia menggambarkan pelanggan merupakan raja di restoran. Karena itu, Bakmi GM ingin memberi kemudahan untuk pelanggan melalui layanan daring.
Namun, Bakmi GM belum bisa menggambarkan seberapa menguntungkan layanan daring dibandingkan konvensional. Menurut Widianto, keuntungan tak hanya dilihat dari segi pemesanan saja, tetapi banyak faktor lainnya.
"Tapi, pasar bergerak ke arah sana, setiap bisnis harus mengikuti, atau kalau tidak, bisa ketinggalan kereta, dan Bakmi GM tak mau ketinggalan," ujar Widianto.
Terkait kemungkinan peningkatan branding dengan adanya layanan daring, Widianto mengatakan Bakmi GM bersyukur sudah berdiri jauh sebelum jaringan restoran ada. Karena itu, Bakmi GM sudah memiliki brand yang cukup kuat.
"Ketika media daring itu ada, sehingga kami hanya memakai media yang berbeda dari yang selama ini dilakukan, tapi basis kami sudah kuat," kata Widianto.