Rabu 08 Jun 2016 11:20 WIB

Trik tak Boros Bertemu Undangan Buka Bersama

Red: Indira Rezkisari
Ilustrasi Persiapan Buka Puasa
Foto: Republika/ Wihdan
Ilustrasi Persiapan Buka Puasa

Sekarang kita bahas langkah-langkah dari sisi keuangannya.

Pola pikir sehat keuangan

Sebuah karakter sehat atau sakit keuangan berawal dari sebuah pola pikir. Jika kita memiliki pola pikir sehat keuangan, maka pola pikir ini yang tertanam dalam pikiran bawah sadar kita.  dari pola pikir inilah akan menghasilkan serangkaian kebiasaan.

Pun begitu jika karakter sakit keuangan, berawal dari sebuah paradigma. Setelah menghasilkan sebuah kebiasaan akan membentuk sebuah karakter (hasil jadi). Perilaku miskin, perilaku kelas menengah atau perilaku kaya/sejahtera adalah sebuah tindakan dari sebuah pola pikir terhadap uang.

Jika ‘jiwa’ yang tertanam dalam alam bawah sadar Anda adalah boros, maka akan membentuk sifat boros. Cara melihat bahwa Anda boros atau tidak adalah dengan financial check up.  Misalnya Anda melakukan check up bulanan dimana Pendapatan bulanan lebih besar dari pengeluaran bulanan, menabung minimal 10 persen dari penghasilan, utang tidak boleh lebih dari 20 persen, hidup semurah mungkin dan lainnya. Jika kebiasaan ini yang Anda lakukan setiap hari, maka akan membentuk pola pikir sehat keuangan.

Kekuatan ritual sehat keuangan

Ritual adalah sebuah perilaku atau tindakan pengulangan secara terus menerus.  Jika ditambah kata Spiritual, maka pengulangan tersebut akan menjadi lebih bermakna. Jika ritual bukber (buka bersama) atau kopdar (kopi darat) terjadi setiap pekan dalam bulan Ramadhan atau bulan-bulan lainnya dan Anda selalu defisit alias tekor, maka Anda harus merubah menjadi Spiritual bukber/kopdar terjadi setiap bulan Ramadhan dan bulan-bulan lainnya dan Anda selalu surplus.

Buatlah sebuah tindakan 21 hari untuk menyabotase ritual yang selalu minus tersebut. Mental Anda harus diubah dari konsumen menjadi produsen, dari pedagang menjadi pebisnis, dari individual menjadi sebuah paguyuban pedagang (ekonomi berjamah).

Jadikan biaya bukber atau kopdar tersebut menjadi biaya kantor (entertainment atau memperluas relasi) jika Anda berstatus karyawan. Atau jika Anda seorang pemilik bisnis jadikan biaya kopdar atau bukber tersebut sebagai biaya promosi atau biaya marketing untuk ‘memasarkan’ diri dan produk/jasa Anda.

Pada saat Anda kopdar atau bukber lakukan penjualan produk/barang/jasa (otomatis Anda harus punya produk/jasa, apakah punya produk/jasa orang lain yang Anda jualin atau produk/jasa Anda sendiri) sebelum acara bukber/kopdar tersebut dilakukan. Begitu pas kodpar/bukber, tinggal COD (Cash On Delivery) saja.

Tiga produk utama yang saat ini diminati pasar dan sejalan dengan kebijakan ekonomi kreatif pemerintah adalah kerajinan/craft, makanan/culinary, dan baju/fashion. Dan juga harus punya produk/jasa penunjang profesi Anda. Ibaratnya, sambil menyelam minum air.

Jika undangan tersebut dari Group WA (WhatsApp) tentu Anda sudah tahu orang-orangnya siapa saja.  langsung tawari produk Anda, misal Cireng Salju.  Begitu Anda ketemu secara fisik, langsung tukarkan barang bawaan Anda dan uang mereka. Dari keuntungan ‘jualan’ tadi, sebenarnya cost operational untuk bukber atau kopdar Anda sudah tercakup.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement