Tak terasa sudah masuk penghujung tahun 2019. Rasanya baru kemarin merayakan euforia pergantian tahun. Menata resolusi baru, baik dalam hal keuangan, karier, pendidikan, maupun kehidupan asmara.
Belum juga terealisasi, waktu sudah hampir habis. Meski selalu ada kesempatan kedua, tapi itu artinya molor dari target. Sayangnya banyak orang, mungkin termasuk kamu tidak menyadari kegagalan tersebut.
Masuk awal tahun baru, semua orang sibuk menyusun resolusi atau rencana setahun ke depan. Namun begitu menjelang akhir tahun, yang memenuhi pikiran hanya liburan dan senang-senang. Tapi tidak melakukan evaluasi atau introspeksi diri.
Padahal evaluasi diri sangat penting untuk mengetahui segala pencapaianmu selama setahun ini. Hal-hal apa saja yang sudah atau belum terealisasi. Cari tahu penyebab resolusimu belum tercapai, apakah karena faktor internal atau eksternal. Bagaimana solusinya sehingga tidak terulang di kemudian hari.
Hal ini tidak mungkin kan kamu pikirkan saat lagi plesiran, merayakan libur panjang Natal dan Tahun Baru. Biasanya sih menggampangkan, “Ah nanti aja introspeksinya. Mau liburan dulu, lelah hayati kerja mulu.” Ujung-ujungnya, dirapel di awal tahun sekaligus resolusi. Itu juga kalau ingat.
Kalau kamu sedang baca artikel ini, kenapa gak nyoba evaluasi atau intropeksi diri menjelang akhir tahun. Contohnya soal keuangan dan kehidupan pribadi. Dengan begitu, setelah liburan, kamu bisa bergerak cepat untuk memperbaiki diri.
Baca Juga: 5 Resolusi Tahun Baru yang Jadi Wacana Terus dan Cara Mencapainya
1. Apa kamu sudah bahagia?
Apa kamu sudah bahagia?
Hal pertama yang bisa kamu tanyakan pada dirimu adalah sudahkah kamu bahagia. Kebahagiaan bisa bersumber dari mana saja, seperti pekerjaan, keluarga, teman atau persahabatan, atau pengelolaan keuangan yang tepat. Apakah setahun ini, kamu menikmati hidupmu atau justru tertekan dengan hal itu.
Apa yang paling membuatmu bahagia? Jika ada sesuatu yang mampu membawamu pada kebahagiaan, terus lakukan. Misalnya bahagia bila bersama dengan keluarga, itu berarti di tahun berikutnya, kamu harus lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga.
Lalu apa yang membuatmu tidak bahagia? Misalnya masalah pekerjaan. Kamu bekerja pada bidang yang tidak sesuai dengan passion. Dari sini, tanyakan pada dirimu, apakah kamu akan resign atau mencoba menekuninya sehingga timbul rasa cinta pada pekerjaan tersebut.
2. Berapa jumlah tabungan dan investasimu?
Berapa jumlah tabungan dan investasimu?
Pertanyaan ini juga penting buatmu, karena akan ketahuan apakah kamu sudah mengelola atau mengatur keuangan dengan tepat atau belum. Coba lihat saldo rekening tabunganmu, sudah berapa jumlahnya? Meningkat tidak dari tahun sebelumnya?
Selain menabung, apa kamu sudah punya investasi? Kalau belum, kenapa? Padahal investasi bisa “menggandakan” uangmu. Tidak mengandalkan tabungan yang nilainya akan tergerus inflasi. Dengan investasi, kamu bisa belajar menyisihkan uang untuk kegiatan produktif.
Jika kamu sudah punya investasi, cek berapa jumlah investasi yang sudah kamu tanam selama setahun. Apakah sudah maksimal atau belum? Jika tidak sesuai harapan, kamu dapat berkonsultasi dengan pakarnya, seperti manajer investasi. Atau mengganti ke instrumen lain.
3. Sudah bisa move on dari mantan belum?
Sudah bisa move on dari mantan belum?
Waktu terus berlalu, tapi belum bisa juga move on dari mantan. Hal ini sering dialami banyak orang, baik perempuan maupun laki-laki. Tanyakan pada dirimu, kenapa belum bisa move on? Apakah kamu masih menyimpan foto dan hadiah pemberian mantan? Masih sering napak tilas ke tempat-tempat di mana kalian pernah memadu kasih? Apakah kamu masih menyimpan nomor telepon dan stalking sosial medianya?
Kalau sungguh-sungguh mau move on, segera bangkit. Buang foto dan hadiah-hadiah tersebut, berjanji pada diri sendiri untuk berhenti menghubungi dan ngepoin mantan, meski masih kamu follow karena tak ingin memutus silaturahim.
Hapus segala dendam dalam hati terhadap mantan yang sudah menyakitimu. Mulai sembuhkan luka hatimu dengan melakukan apa yang kamu suka. Selanjutnya, belajar membuka hati untuk orang yang benar-benar mencintaimu. Kamu juga berhak bahagia.
Baca Juga: Biar Tak Jadi Wacana, 4 Tips ini Bikin Resolusi Karir di 2020 Bisa Tercapai
4. Apakah sudah membahagiakan orangtua?
Apakah sudah membahagiakan orangtua?
Punya uang dan jabatan jangan sampai lupa membahagiakan orangtuamu. Apakah sudah kamu lakukan? Jika sudah, teruslah untuk membuat orangtua tersenyum dengan pencapaian dan akhlakmu.
Tapi kalau belum, perlu evaluasi diri nih. Kenapa kamu belum bisa membuat mereka bahagia? Apa karena kamu terlalu sibuk bekerja atau terlalu banyak menghabiskan waktu dengan teman-teman? Ingat, membahagiakan orangtua bukan cuma soal materi, tapi juga kasih sayang dan perhatian yang kamu berikan.
Orangtua lebih bahagia bisa berkumpul bersama anaknya ketimbang dibelikan barang-barang mewah. Lebih senang melihat anaknya bermanfaat untuk banyak orang daripada memiliki harta dan kekuasaan, tapi sombong atau berperilaku buruk.
5. Apakah utangmu sudah lunas?
Apakah utangmu sudah lunas?
Memiliki utang bukannya tidak boleh. Asalkan digunakan untuk sesuatu produktif, rasionya terhadap pendapatan atau gaji masih aman, dan disiplin membayarnya, tak masalah dengan berutang. Tapi coba lihat lagi tagihanmu, apakah utang sudah lunas dalam setahun ini? Apa kamu rajin membayar cicilan utang setiap bulan?
Jika kamu masih punya tunggakan utang, misalnya kartu kredit, kondisi ini akan sangat membahayakan keuanganmu. Utang akan membengkak, karena bukan hanya harus membayar pokok utang, tapi juga bunga dan denda keterlambatan.
Membayar atau melunasi utang harus menjadi prioritas dalam anggaran bulanan. Sisihkan 20% dari gaji untuk kebutuhan ini. Kalau disiplin, utang dijamin bakal segera lunas sehingga beban keuanganmu semakin ringan.
6. Apa kamu ingin memperbaiki gaya hidup konsumtif?
Apa kamu ingin memperbaiki gaya hidup konsumtif?
Evaluasi dirimu, apakah selama setahun ini kamu sangat konsumtif? Belanja online terus dan menghabiskan gaji? Nongkrong di kafe, jajan kopi hampir setiap hari? Bila benar begitu, apakah kamu ingin memperbaiki gaya hidup seperti itu?
Kalau mau berbenah diri, belajar untuk menahan godaan dari promo belanja online maupun ajakan teman untuk hangout. Untuk mengurangi kebiasaan jajan, bawa bekal makan siang dan membuat kopi sendiri di rumah atau di kantor. Cara ini dapat membantumu lebih berhemat. Lumayan kan uangnya bisa ditabung atau diinvestasikan.
7. Masih mau hidup sendiri atau segera berkeluarga?
Masih mau hidup sendiri atau berkeluarga?
Ini juga penting ditanyakan pada dirimu saat introspeksi. Apa kamu masih mau hidup sendiri atau mulai berpikir menikah dan berkeluarga? Jika masih senang men-jomblo, lakukan kegiatan-kegiatan bermanfaat, buat anggaran keuangan bulanan, rem belanja gak penting.
Namun jika kamu memutuskan untuk menikah di tahun depan, ubah rencana keuanganmu. Cari sumber pendapatan lain, seperti kerja atau usaha sampingan. Namanya berkeluarga, pasti pengeluaran akan lebih besar dibanding saat masih single.
Evaluasi Diri untuk Mengenali Kekuatan dan Kelemahan
Mengevaluasi atau introspeksi diri tidak berarti hidupmu dengan kesalahan dan kegagalan. Evaluasi sebagai ajang untuk lebih mengenali diri, menemukan kekuatan dan kelemahanmu. Dengan begitu, kamu dapat terus mempertahankan dan meningkatkan kelebihanmu, serta memperbaiki kekuranganmu.
Baca Juga: Tips Melamar Kerja dan Wawancara Posisi Telemarketing untuk fresh graduate