REPUBLIKA.CO.ID, Produk-produk tabir surya yang ditemui di pasaran kerap mencantumkan kata-kata seperti radiasi UV A dan UV B, serta perlindungan PA (Protection grade of UV A) atau SPF (Sun Protection Factor). Namun tak jarang, kurangnya kepahaman mengenai perbedaan serta penggunaan kata-kata tersebut membuat pemilihan atau penggunakan produk tabir surya menjadi tidak tepat.
Kurniawati Kusnadi, Senior Manager Personal Care Chemicals BASF mengatakan perlunya pemahaman mengenai kata-kata yang tercantum dalam produk tabir surya tersebut. “Radiasi UV A bisa masuk ke dalam lapisan kulit yang terdalam, sedangkan radiasi UV B mencapai permukaan kulit saja yaitu menyerang bagian epidermis kulit,” jelasnya.
Kurnia juga menjelaskan, kulit yang sering terpapar radiasi UV A dapat menyebabkan pigmentasi serta penuaan kulit. Sedangkan, kulit yang terpapar radiasi UV B dapat menyebabkan sunburn atau efek kemerahan pada kulit akibat terbakar.
“Namun, lebih bahaya radiasi UV B daripada radiasi UV A,” ujar Joshita Djajadisastra, ketua Himpunan Kosmetika Indonesia yang turut hadir dalam acara. Menurut Joshita, hal tersebut dikarenakan radiasi gelombang yang lebih pendek. “Semakin pendek gelombang justru semakin bahaya, karena semakin besar energinya,” tambahnya.
Radiasi UV B memang menyebabkan efek kemerahan pada kulit, namun efek jangka panjangnya dapat menyebabkan kanker kulit. Biasanya ditandai dengan bintik-bintik hitam mirip tahi lalat, namun tahi lalat tersebut bisa berkembang menjadi lebih lebar. “Selain itu juga dapat menyebabkan katarak,” kata Kurnia.
Sedangkan produk tabir surya yang mencantumkan kata-kata PA, berarti produk tersebut menawarkan perlindungan lebih terhadap radiasi UV A. Sementara itu, SPF lebih kepada perlindungan dari radiasi UVB. “Namun yang terbaik, pilih produk sunscreen yang broad spectrum, yakni menawarkan perlindungan dari radiasi UVA dan UVB,” kata Kurnia.