Sabtu 27 Aug 2016 13:42 WIB

'Stefano Fotografer Asing yang Lebih Peka Keadaan Indonesia'

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Andi Nur Aminah
Pimred Republika Irfan Junaedi (kanan), bersama Fotografer Indonesia Don Hasman (kedua kanan), dan Fotografer Italia Stefano Romano (kiri) saat menjadi pembicra dalam diskusi dan peluncuran buku
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Pimred Republika Irfan Junaedi (kanan), bersama Fotografer Indonesia Don Hasman (kedua kanan), dan Fotografer Italia Stefano Romano (kiri) saat menjadi pembicra dalam diskusi dan peluncuran buku

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Fotografer Senior Indonesia, Don Hasman, berpendapat foto-foto yang terekam dalam buku Kampungku Indonesia karya fotografer asal Italia Stefano Romano merupakan representasi Indonesia. Menurutnya, kampung merupakan cerminan keceriaan yang polos dari Indonesia. "Foto menyajikan tampilan apa adanya, tanpa rekayasa. Meskipun kita miskin, kita kaya dalam segala hal," ujar Don.

Bagi Don, Stefano sebagai fotografer luar negeri lebih peka terhadap keadaan Indonesia. Stefano dinilai bisa melihat apa yang orang Indonesia anggap biasa saja. Karyanya dalam buku ini merupakan dokumentasi abad ke-21 dan baru akan berharga puluhan tahun lagi.

"Percuma punya kamera hebat, tapi fotonya disimpan. Stefano lebih peka. Memotret bukan soal kamera, tapi hasilnya merekam Indonesia apa adanya," tutur dia.

Dari kacamata media, Pemimpin Redaksi Harian Republika, Irfan Junaedi, menuturkan keistimewaan Stefano adalah ketiadaan jarak antara fotografer dengan objek. Dalam beberapa foto, Stefano terlihat berada di dalamnya, berfoto bersama dengan masyarakat kampung yang ditemuinya.

"Yang istimewa, fotografer dan objek foto umumnya berjarak. Dalam buku ini, Stef menyatu dengan objek foto. Apa yang difoto menjadi bagian dari dia," ujar Irfan.

Irfan menambahkan, meski angle foto cenderung datar, namun foto-foto yang diambil Stefano memiliki kesan dan pesan mendalam. Menurut dia, semua objek manusia dalam foto ini menunjukan keceriaan dan keramahan yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia.

"Menunjukan wajah ceria indonesia, bukan wajah yang murung. Kalau buku ini di bawa keluar, Indonesia akan identik dengan senyum. Ada kesederhanaan Indonesia," jelasnya.

Tak hanya itu, foto-foto kegiatan ibadah umat Muslim juga menunjukan wajah Islam yang indah dan damai. Melalui buku Kampungku Indonesia, Irfan menyebut Islam digambarkan jauh dari kesan yang keras, yang selama ini selalu dikaitkan dengan terorisme oleh masyarakat dunia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement