REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nampaknya tren menggunakan lahan sewa untuk perkantoran akan semakin bergeser. Dulu, sebuah perusahaan harus menyewa ruko atau bangunan fisik dalam jangka waktu tertentu sebagai kantor.
Namun kini tak perlu demikian. Sejumlah bangunan fisik bernama co-working space tengah menjadi gaya hidup para pemilik perusahaan sebagai lokasi kantor, khususnya startup digital.
Co-working space berbeda dengan kantor pada umumnya. Dari segi bangunan mungkin sama, yakni bertingkat dan memiliki elevator atau lift. Ketika masuk ke dalam ruangan akan jauh berbeda. Di dalamnya kita bisa melihat meja-meja panjang dengan beberapa sekat, mirip meja sekat yang terdapat di warung internet atau warnet. Aliran listrik ada di setiap dinding atau lantai sehingga tak perlu pusing mengisi daya baterai laptop atau ponsel pintar.
Di tengah menjamurnya co-working space, platform daring MeetDesk mencoba lahir sebagai penyambung sewa tempat. "Pertumbuhan co-working space di Indonesia sudah mulai terlihat, namun edukasinya masih kurang ke startup," ujar Chief Executive Officer (CEO) MeetDesk Edy Wihardja dalam acara Media Gathering MeetDesk di Jakarta Pusat. Sebab, saat ini ada beberapa startup digital yang tidak mengetahui banyak lokasi co-working space.
Para startup digital juga mengalami kesulitan ketersediaan tempat. Ketika membutuhkan tempat tetapi terlambat memesan dan menghambat pekerjaan. MeetDesk mencoba menjembatani permasalahan tersebut dengan menjadi mitra bagi penyedia co-working space dan calon penyewa. Melalui aplikasi MeetDesk, pihak pengelola dan penyewa bisa memesan dan menerima pesanan berikut transaksi pembayaran. Para calon penyewa juga bisa melihat urutan harga berdasarkan fasilitas tempat.
Dalam memberikan jasa, MeetDesk melakukan monetitasi sebesar 10 persen dari kesepakatan dengan pihak penyedia tempat. Saat ini sudah ada sekitar 50 perusahaan pemilik co-working space yang bergabung bersama MeetDesk. Hingga akhir tahun ini diusahakan bisa mencapai 100 co-working space yang bisa bergabung. Untuk penyewaan, para startup bisa menyewa sesuai kebutuhan. Biasanya biaya sewa disesuaikan dengan paket penyewaan, yakni per 15 hari, per bulan, hingga satu tahun. Harga sewa juga beragam mulai dari Rp 1 juta per kepala untuk satu bulan.