Sabtu 07 Jan 2017 17:11 WIB

BI Imbau Warga Rawat Pecahan Uang Baru

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Muhammad Hafil
Model menunjukan uang Rupiah kertas wajah baru usai peresmian pengeluaran dan pengedaran uang Rupiah Tahu Emisi 2016 di Bank Indonesia, Jakarta, Senin (19/12).
Foto: Republika/ Wihdan
Model menunjukan uang Rupiah kertas wajah baru usai peresmian pengeluaran dan pengedaran uang Rupiah Tahu Emisi 2016 di Bank Indonesia, Jakarta, Senin (19/12).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kepala kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Kota Tasikmalaya Wahyu Purnama mengimbau warga supaya merawat pecahan uang baru. Ia mengingatkan makin banyak uang rusak yang dimusnahkan maka akan memperbesar biaya pembuatan uang baru.

Wayu mengakui pecahan uang kecil lah yang kerap tidak terawat seperti pecahan seribu atau dua ribu rupiah. Sebab dengan nominal kecil, psikologis masyarakat cenderung enggan menjaganya dengan baik. Sehingga uang pecahan tersebut kerap lecek. Bahkan ia menyayangkan adanya warga yang menempelkan uang dengan steples agar mudah dihitung.

"Kami berharap uang diperlakukan dengan baik tidak basah, tidak lecek, tidak rusak. Sebab begitu uang seperti itu masuk BI maka ke klasifikasi tidak layak lalu dihancurkan. Kalau perlakuan uang seperti itu maka biaya cetak uang jadi tinggi," katanya pada wartawan di kantornya, Jumat (6/1).

Selain itu, pihak BI menyadari pola kotak amal membuat pecahan uang mesti dilipat terlebih dahulu supaya bisa masuk. Kata dia, baik itu pecahan besar maupun pecahan kecil pastinya mengalami kerusakan jika dilipat saat masuk kotak amal. 

"Kami dari BI sedang ada pertimbangan untuk membuat kotak amal bentuk baru supaya uang bisa masuk dari samping jadi tak perlu dilipat, ini masih gagasan," ujarnya.  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement