Ahad 22 Dec 2019 07:59 WIB

Benarkah Industri Fashion Muslim Cemari Lingkungan?

Industri fashion Muslim dituding besar andilnya dalam pencemaran lingkungan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Toko busana Muslim Elzatta dan Dauky. Industri fashion Muslim dituding besar andilnya dalam pencemaran lingkungan.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Toko busana Muslim Elzatta dan Dauky. Industri fashion Muslim dituding besar andilnya dalam pencemaran lingkungan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa waktu lalu muncul opini di media sosial yang menyebut bahwa fashion Muslim memiliki andil besar dalam pencemaran lingkungan. Menanggapinya, Vice President Elzatta Tika Mulya menyatakan tudingan tersebut tak sepenuhnya benar.

Menurut Tika, industri fashion Muslim memang memberi dampak terhadap pencemaran lingkungan. Akan tetapi, tidak tepat bila hanya industri busana Muslim saja yang dianggap memiliki andil terhadap dampak lingkungan ini.

Baca Juga

Industri fashion Muslim, menurut Tika, bahkan tidak sebesar industri fashion pada umumnya. Selain itu, industri fashion Muslim juga terbilang baru di dalam industri mode dunia secara umum. Di luar itu, cukup banyak jenama fashion luar negeri yang sudah mencapai usia puluhan bahkan ratusan tahun.

"Kalau industri fashion Muslimnya saja nggak sih, tapi industri fashion pada umumnya," ungkap Tika kepada Republika.co.id saat ditemui usai peluncuran Citra Series dari Elzatta, beberapa waktu lalu di Jakarta.

Terlepas dari besar atau kecilnya peran industri fashion Muslim terhadap lingkungan, Tika tetap memandang serius permasalahan ini. Oleh karena itu, Tika melalui jenama Elzatta akan melakukan inovasi yang membuat industri fashion Muslim menjadi lebih ramah terhadap lingkungan.

Salah satu strategi yang akan Tika lakukan melalui jenama Elzatta adalah menghadirkan produk-produk fashion yang diproduksi tanpa limbah atau zero waste. Tika belum  banyak memberikan bocoran terkait koleksi ramah lingkungan dari Elzatta ini.

"Tujuannya sustainable dan zero waste," jelas Tika.

Tika mengatakan, tentu bukan hal mudah bagi industri fashion untuk langsung berubah ke secara total menjadi ramah lingkungan. Ia menjelaskan bahwa untuk mencapai ke arah itu diperlukan banyak pertimbangan, mulai dari penelitian hingga biaya.

"Tapi pasti Elzatta step by step mengarah ke situ, insya Allah," kata Tika.

Business Insider menngungkapkan bahwa industri fesyen secara umum memproduksi 10 persen dari semua emisi karbon. Industri fesyen juga merupakan konsumen kedua terbesar untuk pasokan air dunia. Tak berhenti di situ, industri fesyen secara umum juga turut mencemari laut dengan mikroplastik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement