REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Sekitar 500-an warga Kota Palu memadati Taman Gelanggang Olahraga (GOR) Kota Palu, Sabtu (19/3) malam. Ratusan orang itu memperingati earth hour dengan memadamkan lampu listrik dan alat-alat elektronik selama satu jam
Acara yang digagas Komunitas Hijau Kota Palu ini menggelar panggung seni dan budaya, sementara pada pagi harinya dilaksanakan festival hijau untuk memasyarakatkan gerakan cinta lingkungan kepada anak-anak muda. Tepat pukul 20.30 wita, seorang pejabat menabuh gendang sebagai tanda dimulainya pemadaman lampu listrik di sekitar taman.
Penabuh gendang itu didampingi oleh para Putra-putri Wisata Kota Palu dan Putra-putri Batik Kota Palu serta para aktivitas lingkungan di ibu kota Sulawesi Tengah ini. Kontan saja taman tersebut menjadi gelap selama satu jam dan lokasi itu hanya disinari oleh ratusan lilin yang dipasang di depan panggung, sementara di atas panggung disajikan berbagai macam hiburan antara lain penampilan marchingband Universitas Tadulako.
Disajikan pula pameran audio-visual berbagai kegiatan earth hour yang pernah diselenggarakan di seluruh dunia untuk memotivasi masyarakat kota ini agar mencintai lingkungan. Earth hour adalah salah satu kampanye global World Wide Foundation (WWF), sebuah organisasi konservasi dunia yang mengajak individu, komunitas, praktisi dan birokrat di seluruh dunia untuk menyatakan kepeduliannya terhadap perubahan iklim dengan mematikan lampu selama sejam pada setiap hari Sabtu Ahad ketiga Maret.
Earth Hour dilaksanakan pertama kali di Australia 2007, lalu di Indonesia diawali di Jakarta pada 2009. Di Kota Palu sendiri bersama 30 kota lainnya di Indonesia bergabung pada 2014.
Seorang penggagas peringatan earth hour di Palu, Royke mengatakan sudah banyak aksi yang telah dilakukan yang semuanya memuat misi kebaikan bagi bumi, mulai dari menanam pohon, peduli sampah, hingga aksi 'rampok plastik'.
Meskipun Kota Palu sudah sering mengalami mati lampu akibat pemadaman bergilir, namun Earth Hour Palu tetap mengajak seluruh masyarakat untuk berpartisipasi memadamkan lampu pada 19 Maret 2016 mendatang mulai puul 20.30 hingga 21.30 WITA sebagai simbolisasi untuk kebaikan bumi.
Sayangnya, di sejumlah lokasi di kota berpenduduk 400-an ribu jiwa ini, nyaris tidak ada warga yang memadamkan lampu saat earth hour, sehingga kota ini tetap terang benderang, kecuali di kawasan-kawasan yang sedang mengalami pemadaman listrik bergilir.
Di mal Tatura Palu, pusat perdagangan di Jalan Monginsidi, toko swalayan Palu Mitra, pantai wisata Talise di Teluk Palu, jembatan Ponulele serta toko-toko elektronik dan ponsel tampak terang benderang. "Kami tidak tahu pak kalau ada anjuran memadamkan lampu malam ini. Tidak ada juga perintah dari bos," kata seorang karyawan di toko ponsel Jl. Jenderal Sudirman yang tokonya terang benderang dengan lampu listrik.