Selasa 24 May 2016 07:11 WIB

Batam Ajukan Impor Sembako Jelang Ramadhan

Bahan pokok
Foto: Antara
Bahan pokok

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau, bersama Pemprov Kepri sepakat mengajukan usulan pembukaan kran impor bahan pokok untuk memenuhi kebutuhan warga kota, terutama menjelang Ramadhan dan Idul Fitri.

Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad di Batam, Senin, menyatakan sedang menyusun surat permohonan impor ke Gubernur untuk kemudian dilanjutkan ke Presiden Joko Widodo, sesuai kesepakatan dalam Rakor dengan Gubernur akhir pekan lalu. Impor Sembako perlu dilakukan demi memastikan ketersediaan barang dan juga untuk menekan harga yang kini mulai melambung.

Ada sejumlah barang yang perlu diimpor antara lain gula, beras, bawang merah dan tepung terigu.

"Empat komoditas ini penting, harapan kami terutamanya gula. Komoditas yang cukup menjadi perhatian adalah gula. Harga komoditas ini naik cukup signifikan. Sementara kebutuhannya tinggi, terutama menjelang Idul Fitri," kata dia.

Sedangkan impor tepung terigu dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat jelang Idul Fitri. Mengingat setiap tahun kebutuhan tepung terigu meningkat hingga beberapa kali lipat dibanding saat normal.

Pemkot sudah mengantongi dukungan impor Sembako dari Komisi VI DPR RI, saat kunjungan kerja ke Batam beberapa waktu lalu.

"Karena itu kami harap support Komisi VI ini didengar FKPD tingkat Provinsi. Kami harap sebagai kawasan pelabuhan bebas perdagangan bebas Batam Bintan Karimun, kran importasi itu bisa dibuka," ujarnya.

Amsakar mengingatkan, bila pemerintah mengeluarkan izin impor, maka nanti teknis impor diserahkan kepada Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas Pelabuhan Bebas Batam.

Selain berupaya mendorong pemerintah membuka kran impor, Pemkot melakukan sejumlah persiapan untuk memastikan kesediaan sembako.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement