Kamis 11 Aug 2016 07:57 WIB

Haris Azhar Tantang Sri Mulyani Ikut Berantas Mafia Narkoba

Rep: Mabruroh / Red: Nur Aini
Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar saat memberikan keterangan pers di Jakarta, Rabu (10/8). (Republika/ Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar saat memberikan keterangan pers di Jakarta, Rabu (10/8). (Republika/ Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Kontras Haris Azhar menantang Direktorat Jenderal Bea Cukai, Kementerian Keuangan dan Menteri Perdagangan ikut andil dalam pemberantasan narkotika. Ia berharap mafia-mafia narkoba yang selama ini hidup makmur dapat diberantas.

Menurut Haris selama ini banyak mendengar Presiden mengatakan narkoba adalah kejahatan yang luar biasa. Namun dengan ditangkapnya orang-orang yang terlibat narkoba setiap harinya, seolah menjadi hal yang wajar.

"Makin hari makin kayak biasa. Setiap hari ada orang yang ditangkap. Masuk lagi. Lihat orang di jalan teler, di tempat-tempat mabuk juga tetap hidup dan jalan terus. Itu menurut saya, situasi di lapangan dengan pernyataan Presiden tidak sinkron," ujar Haris di Jakarta, Rabu (10/8).

Oleh karena itu, kata dia, mustinya ada keberanian untuk menguji pemberantasan narkoba. Salah satunya dengan menggunakan kesaksian gembong narkoba Freddy Budiman untuk memulai menelusuri cara kerja jaringan narkotika tersebut.

"Jangan-jangan ini nih salah satu pilar dari kejahatan luar biasa itu. Nah, itu yang perlu dibongkar," ujar Haris.

Haris sepakat dengan tiga institusi yang mulai membentuk tim internal seperti TNI, BNN, dan Mabes Polri. Namun sambungnya karena kejahatan narkotika adalah kejahatan internasional alangkah lebih baik kata Haris bila Bea Cukai dan Kementerian Perdagangan ikut andil dalam pemberantasan narkoba tersebut.

"Ada yang harus dilibatkan sejumlah institusi lain. Bahkan saya belum mendengar Bea Cukai ini menterinya baru, katanya kan bagus tuh Sri Mulyani. Mau juga engga dia melihat beginian. Terus juga ini terkait kementerian perdagangan. Ada nggak sensitivitas mereka untuk mau berkontribusi memeriksa ini? Ya kan. Kumham katanya sayup-sayup saya dengar bikin tim. Tapi nggak mau bicara ke mana-mana ada apa?," ujar Haris.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement